SMBC Catat Porsi Kredit UMKM 29%, Menyusut Sejak Tiga Tahun Terakhir

Karunia Putri
27 Agustus 2025, 15:34
UMKM, SMBC
ANTARA FOTO/Andri Saputra/rwa.
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank SMBC Indonesia Tbk (BTPN) mencatat rasio penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mendekati 29% dari total pinjaman yang disalurkan sepanjang semester pertama 2025.

Presiden Direktur SMBC Indonesia Henoch Munandar menjelaskan, penyaluran kredit UMKM cenderung menyusut dalam tiga tahun terakhir. Meski demikian, ia menegaskan kredit UMKM masih tumbuh cukup baik.

“Tentu kami harus mengimbanginya dengan menjaga kualitas portofolio di situasi sekarang,” kata Henoch saat ditemui usai acara Daya Fest 2025 di Jakarta, Rabu (26/8).

Henoch menjelaskan, strategi perusahaan untuk menjaga porsi kredit UMKM adalah dengan memperkuat pembiayaan berbasis rantai pasok. Ia berharap, ekosistem dari korporasi-korporasi yang menjadi nasabah perusahaan dapat mengalir ke lapisan berikutnya, yakni pemasok maupun pembeli yang masuk kategori UMKM.

“Nah, itu yang coba kita hubungkan. Dengan begitu, pembiayaan lebih terarah ke rantai pasok,” ujarnya.

Henoch juga menyinggung soal rencana terbitnya aturan baru mengenai pembiayaan UMKM dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Saya lagi nunggu itu. Tapi kita berharap adanya keseimbangan antara pertumbuhan literasi keuangan dengan akses pembiayaan untuk UMKM,” katanya.

Menurut Henoch, kemudahan akses pembiayaan harus dibarengi dengan tanggung jawab dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).  “Kalau disiplin penggunaan dana bisa terjaga, saya yakin perbankan juga lebih semangat menyalurkan kredit ke segmen UMKM,” ujarnya.

Kinerja Keuangan Semester Pertama 2025

Sepanjang semester pertama 2025, perusahaan mencatat laba bersih individual sebesar Rp 572,85 miliar. turun 53,26% dibandingkan laba periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,22 triliun.

Perusahaan mencatat, pendapatan bunga bersih konsolidasian perseroan mencapai Rp 8 triliun, naik 15% yoy dari Rp 6,68 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini ditopang oleh kontribusi kredit, penempatan aset likuid serta pendapatan bunga dari Grup OTO.

Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) juga naik dari 6,4% menjadi 7,1% yoy. Sedangkan sari sisi intermediasi, penyaluran kredit mencapai Rp 185,04 triliun atau tumbuh 5% yoy. 

Di sisi lain, perusahaan mencatat dana pihak ketiga (DPK) turun 8% yoy menjadi Rp 109,8 triliun. Dana murah atau current account saving account (CASA) juga menyusut 9% yoy menjadi Rp 43,7 triliun, sedangkan deposito turun 7% yoy menjadi Rp 66,1 triliun.

Total aset bank secara konsolidasi pada tanggal 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp 234,35 triliun, turun sebesar Rp 6,75 triliun atau turun 2,80% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 241,10 triliun. 

Demikian juga dengan total liabilitas (termasuk dana syirkah temporer) tercatat sebesar Rp 179,25 triliun pada 30 Juni 2025, turun sebesar Rp 7,10 triliun atau turun 3,81% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 186,35 triliun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...