Cerita Bupati Banyumas Jadi Korban Scam Keuangan dengan Video AI
Perkembangan teknologi tak hanya berdampak positif, tetapi juga negatif berupa maraknya penipuan atau scam keuangan. Salah satunya dialami adalah Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono.
Sadewa bercerita, namanya beberapa kali digunakan dalam penipuan keuangan. “Yang kurang ajar, ada yang pakai nama saya di whatsapp. Seolah saya butuh uang dan mau jual mobil. Ada yang kena Rp 5 juta,” ujar Sadewa dalam gelaran Puncak Bulan Inklusi Keuangan di Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu (18/10).
Ia mengatakan, penipuan keuangan juga semakin canggih seiring berkembangnya teknologi. Teranyar, penipu banyak menggunakan video AI untuk menjaring korban menggunakan identitasnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Frederica Widyasari Dewi mengatakan, modus penipuan keuangan semakin berkembang seiring makin canggihnya teknologi. Ia mencatat terdapat 300 ribu laporan penipuan keuangan yang diterima Indonesia Anti Scam Centeri (IASC) sejak lembaga ini berdiri sejak November 2024.
“Total kerugian yang dialami masyarakat mencapai Rp 7 triliun,” kata dia.
Frederica memastikan, pihaknya saat ini bergerak cepat mencegah penipuan keuangan dengan sejumlah upaya. Namun, ia juga meminta masyarakat untuk aktif melaporkan penipuan keuangan yang dialami ke Indonesia Anti-Scam Center.
OJK bersama Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) sebelumnya meluncurkan Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal.
Ada tiga hal yang menjadi kunci dalam kampanye nasional tersebut. Pertama, sinergi lintas sektor antara regulator, pelaku industri, pemerintah, dan media. Kedua, edukasi dan literasi publik sebagai benteng pertama perlindungan. Ketiga, partisipasi masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan kampanye nasional anti-scam ini sebagai gerakan kolektif.

