Mengenal 3 Kebiasaan Buruk yang Merusak Keuangan: YOLO, FOMO, FOPO

Mela Syaharani
28 Oktober 2025, 13:35
Ilustrasi Belanja Fashion
Unsplash
Ilustrasi Belanja Fashion
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Di tengah meningkatnya kesadaran generasi muda terhadap literasi keuangan dan investasi, muncul tantangan baru yang justru menggerus stabilitas finansial mereka. Fenomena seperti You Only Live Once (YOLO), Fear of Missing Out (FOMO), dan Fear of Other People’s Opinions (FOPO) kini menjadi jebakan gaya hidup yang kerap menggoda anak muda untuk bersikap konsumtif tanpa perencanaan matang.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Anggito Abimanyu, menyampaikan betapa pentingnya penguasaan diri sendiri dalam mengatur keuangan.  Menurutnya hal yang paling sulit dalam mengatur keuangan adalah mengalahkan ego pada diri sendiri.

“Bagaimana kita bisa mengontrol keuangan kalau kita saja tidak bisa mengontrol diri kita sendiri,” kata Anggito dalam siaran pers Universitas Sebelas Maret, dikutip Selasa (28/10).

Menurutnya, saat ini banyak muncul fenomena yang perlu dijauhi apalagi berkaitan dengan keuangan. “Seperti FOMO dan YOLO yang harus kita hindari agar kita lebih bijak untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan,” ujarnya.

Mengenal YOLO, FOMO, FOPO

YOLO

You Only Live Once atau YOLO merupakan sebuah slogan yang sering digunakan oleh anak muda.  Istilah ini mengacu pada dorongan untuk menjalani hidup tanpa batas, mengejar kesenangan, dan mencoba segala hal tanpa banyak berpikir panjang, ini karena cuma sekali seumur hidup.

Tidak heran jika masyarakat yang menganut prinsip YOLO sering kali berani mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang mahal, tiket konser dengan harga fantastis tetap terjual habis, hingga kebiasaan nongkrong di kafe mewah menjadi tren yang sangat digemari. 

Akibatnya, gaya hidup konsumtif semakin menjamur di kalangan masyarakat, terutama di antara anak muda yang belum memiliki tanggung jawab besar seperti menikah atau mengasuh anak. Hal ini bisa berbahaya bagi keuangan individu tersebut, jika setiap pengeluaran dilakukan tanpa perencanaan dan batas.

FOMO

FOMO singkatan dari Fear of Missing Out, merupakan kata baru yang dipakai anak muda saat ini karena pengaruh media sosial dan internet yang memunculkan sebuah tren.

Istilah FOMO ditambahkan ke Oxford English Dictionary tahun 2013. Arti FOMO adalah perasaan gugup dan cemas yang dialami seseorang, ketika dirinya tidak menghadiri acara atau tren sosial. Hal ini terjadi ketika mereka tidak dapat hadir, tidak diundang, atau tidak merasa ingin pergi.

Rasa cemas terjadi karena takut tertinggal sesuatu seperti berita, tren, dan hal lain. Istilah FOMO menjadi gambaran anak-anak muda yang merasa takut dan dicap tidak gaul. Beberapa orang menganggap jika orang lain bersenang-senang, mereka juga harus seperti itu. Contohnya saja pengguna media sosial yang ingin selalu update informasi baru.

Ketua Dewan Komisioner LPS kala itu, Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan  generasi muda untuk tidak FOMO ketika berinvestasi. 

“Kalau Anda fomo, akhirnya justru tertipu. Ada produk macam-macam, seperti robot trading yang membuat rugi. Banyak produk yang seperti itu lagi mencuat dari orang terkenal yang membawa orang untuk  investasi di produknya sehingga malah rugi besar. Kesalahan investasi, karena sebenarnya tidak mengerti,” ujar Purbaya dalam acara LIKE IT 2023, di Jakarta, Senin (14/8/23).

FOPO

Kemudian ada juga istilah FOPO atau Fear of Other People’s Opinions, diartikan sebagai rasa takut terhadap opini orang lain terhadap dirinya, atau tindakannya dengan menerapkan alokasi keuangan secara bijak dalam menjalankan usaha.

Psikolog Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Candra dalam laman resmi UGM menjelaskan bahwa saat ini FOPO telah menjadi fenomena di masyarakat tanah air. Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir fenomena ini menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat.

“Ditambah dengan penggunaan media sosial menjadi salah satu pemicu orang-orang mengalami FOPO. Melalui media sosial ini pendapat orang semakin terbuka, imagenya terbuka, meskipun ada beberapa orang yang memang selalu khawatir dengan pendapat orang sejak dulu,” kata Novi, dikutip Selasa (28/10).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...