Wamenkeu Thomas Gantikan Purbaya Pertama Kali Hadir di RDG BI, Bahas Apa Saja?

Rahayu Subekti
19 November 2025, 15:53
thomas djiwandono, RDG BI, menteri, wamenkeu, RDG BI
Katadata/Fauza Syahputra
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono untuk pertama kalinya hadir dalam RDG BI.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono hadir dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk pertama kalinya pada November 2025. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, kehadiran Thomas diperbolehkan sesuai Undang-undang BI Pasal 43 ayat 1 huruf A.

"Rapat Dewan Gubernur diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter yang dapat dihadiri oleh seorang menteri atau lebih yang mewakili pemerintah dengan hak bicara tanpa hak suara,” kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (18/11).

Perry mengatakan, BI secara resmi mengundang kehadiran Menteri Keuangan pada RDG pada bulan ini.  Namun dengan surat kuasa, kehadiran Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa diwakili Thomas.

Apa yang Dibahas Thomas?

Perry mengungkapkan dalam RDG November 2025, ada beberapa hal yang disampaikan oleh perwakilan Kemenkeu.

“Banyak informasi yang sangat bagus dalam mempererat koordinasi fiskal dan moneter,” ujarnya.

Hal pertama yang disampaikan adalah pentingnya untuk membangun ekspektasi positif secara bersama, baik oleh Bank Indonesia maupun pemerintah melalui Kemenkeu.

“Ekspektasi itu menjadi sangat penting dan ekspektasi itu akan semakin kuat dengan sinergitas kebijakan moneter Bank Indonesia dan kebijakan fiskal pemerintah yang semakin kuat,” kata Perry.

Kedua, Thomas juga memberikan update mengenai ekspansi fiskal yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini sesuai juga hasil koordinasi sebelumnya bahwa ekspansi fiskal yang digaungkan oleh pemerintah itu mendorong pertumbuhan sektor riil melalui permintaan. 

“Dari yang dijelaskan, bahwa dalam triwulan empat ini ekspansi fiskalnya, absorpsi fiskal dari pemerintah itu semakin tinggi,” ujar Perry.

Ketiga, Thomas juga menyampaikan rencana pemerintah dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) baik di dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini dilakukan untuk bersama-sama menjaga stabilitas makroekonomi, stabilitas sistem keuangan, stabilitas nilai, termasuk untuk menjaga stabilitas nilai tukang. 

“Dengan sinergitas ini, dengan rencana penerbitan SBN di dalam maupun di luar negeri ini akan semakin bagus sinerginya dengan operasi moneter oleh Bank Indonesia,” katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...