Dukung Perumahan, SMF Luncurkan Surat Utang Pertama untuk Transaksi Repo BI

Rahayu Subekti
21 November 2025, 17:31
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF kembali melakukan penerbitan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi dengan seri EBA-SP SMF-BTN07 dengan rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang dicatatkan secara resmi di Burs
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF kembali melakukan penerbitan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi dengan seri EBA-SP SMF-BTN07 dengan rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang dicatatkan secara resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jum’at (23/12/2022).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF meluncurkan surat utang pertama yang dinyatakan eligible sebagai underlying transaksi Repurchase Agreement (Repo) Bank Indonesia (BI). Penerbitan ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor perumahan.

“Sinergi ini sangat krusial untuk mendukung sektor produktif, termasuk perumahan yang memiliki multiplier effect besar terhadap perekonomian nasional,” kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (21/11).

Ananta menjelaskan penetapan surat utang SMF sebagai underlying Repo BI menjadi sinergi kebijakan fiskal dan moneter. Menurutnya, kebijakan fiskal menyediakan kerangka pembiayaan yang berkelanjutan, sementara Bank Indonesia dari sisi moneter memperkuat ekosistem likuiditas melalui perluasan instrumen operasi moneter.

Perluasan underlying Repo BI ini sudah dilakukan sejak 10 November. Ananta menilai sektor perumahan salah satu sektor strategis yang memiliki multiplier effect.

Berdasarkan kajian SMF Research Institute bersama Badan Pusat Statistik (BPS), sektor perumahan merupakan sektor yang berdampak pada 185 sektor lainnya. “Setiap investasi Rp 1 triliun pada sektor perumahan, terdapat peningkatan PDB sebesar kurang lebih Rp 1,9 triliun," ujar Ananta.

SMF  juga selama ini memberikan pendanaan pada 25% program kepemilikan rumah (KPR) melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). SMF melakukan daya ungkit dari dana PMN yang telah diberikan sebesar Rp 11,22 triliun yang kemudian disalurkan untuk program FLPP sebesar Rp 29,93 triliun per 30 September 2025.

Selain pendanaan program FLPP, SMF juga berpartisipasi dalam program mikro perumahan atau griya tunas untuk mendukung program tiga juta rumah.

Hingga September 2025, SMF telah melakukan penerbitan surat utang sebanyak 73 kali atau senilai Rp 74,87 triliun. Ini termasuk penerbitan dalam rangka leverage Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diterima SMF untuk FLPP.

Transaksi Repo Terus Meningkat

Deputi Senior BI Destry Damayanti mengatakan saat ini pasar repo di banyak negara sudah menjadi pengelolaan likuiditas utama. Khususnya dalam menopang pasar surat berharga dan transmisi kebijakan moneter.

Destry menilai di Indonesia potensi repo masih sangat besar namun penggunaannya masih belum optimal. Namun ia mengatakan saat ini transaksi repo terus meningkat.

“Namun dengan sinergi antar otoritas dan pelaku pasar, transaksi repo yang sebelumnya dianggap tabu juga terus naik dari Rp 509 miliar pada 2020 menjadi Rp 17,5 triliun pada 2025,” kata Destry.

Ia menilai transaksi repo ini masih perlu ditingkatkan lagi. Untuk itu ia mengharapkan Repo BI menggunakan underlying surat berharga korporasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...