BTN Punya Program Cicil KPR dengan Sampah, Dapat Apresiasi Ratu Maxima

Agustiyanti
27 November 2025, 14:33
ratu maxima, belanda, ratu belanda maxima
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Nixon LP Napitupulu (kiri, depan) berbincang dengan UN Secretary-General's Special Advocate for Financial Health yang juga Ratu dari kerajaan Belanda Ratu Maxima (ketiga kanan, depan), Direktur Risk Management Bank Tabungan Negara Setiyo Wibowo (kedua kanan, depan), dan Direktur VIsta Land Group Esther Kristiany Hadi (kedua kiri, depan) saat mengunjungiperumahan Gran Harmoni Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/11/2025). Dalam kunjungannya, Ratu
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ratu Belanda Maxima mengapresiasi program PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang memungkinkan nasabah Kredit Pemilikan Rumah atau KPR mengurangi cicilan mereka dengan menukarkan sampah rumah tangga. Program ini dinilai mampu memperkuat ketahanan ekonomi keluarga berpenghasilan rendah (MBR), sekaligus mengurangi beban sampah nasional.

Ratu Maxima yang datang ke Indonesia dalam kapasitas sebagai Advokat Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Kesehatan Keuangan (UNSGSA) meninjau langsung kawasan hunian BTN di Perumahan Gran Harmoni Cibitung, Bekasi, Rabu (26/11). Ia menyebut, program “Bayar Angsuran-Mu Pakai Sampah-Mu” yang digagas BTN sebagai contoh nyata inovasi sederhana yang dapat memberi dampak besar bagi kehidupan masyarakat

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, program ini merupakan wujud peran aktif BTN di bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik (environment, social, and governance/ESG) sekaligus memberikan akses pembiayaan kepemilikan rumah dan literasi keuangan.

“Dari sisi ESG, ini tahun kedua kita sangat aktif mendorong project ESG di mana sampah rumah tangga dikumpulkan dan dikonversi menjadi rupiah, kemudian masuk ke tabungan untuk mengurangi angsuran yang bisa mencapai 10-15% per bulan," ujar Nixon usai Kunjungan Queen Maxima di Cibitung, Bekasi, Rabu (26/11).

Ia mencontohkan, nasabah bisa mengurangi cicilan KPR dari sampah rumah tangga sekitar Rp 100-200 ribu dari cicilan Rp 1,1 juta hingga Rp 1,2 juta per bulan. Menurut Nixon,  keluarga Indonesia rata-rata mampu menghasilkan hingga empat kilogram sampah per hari.

“Sampah yang selama ini dianggap beban ternyata punya nilai ekonomi. Melalui program ini, sampah dipilah, ditimbang, dan dikonversi menjadi tabungan untuk mengurangi cicilan rumah. Semakin rajin memilah, semakin ringan cicilan mereka,” ujar dia.

Saat ini, program “Bayar Angsuran-Mu Pakai Sampah-Mu” telah diterapkan di beberapa lokasi. Hingga akhir 2026, BTN membidik akan melaksanakan program tersebut di 100 titik di Pulau Jawa. Program ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam pengembangan ekonomi hijau dan akselerasi penanganan sampah nasional.

Selain terkait inovasi tersebut, Ratu Maxima juga mengunjungi rumah rendah emisi yang dibiayai dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi.

Ratu Maxima juga melakukan dialog dengan para debitur KPR Subsidi BTN, yakni Mursidi yang bekerja sebagai tukang bubur, Aisyah yang berkarier sebagai tenaga kesehatan, dan Fahrudin, pekerja di bengkel. Queen juga meninjau langsung akad massal KPR Subsidi bagi berbagai golongan pekerja, termasuk pekerja informal seperti supir taksi dan pengusaha barang bekas.

Menurut Nizon, pengembangan pembiayaan rumah rendah emisi BTN memiliki roadmap jangka panjang. BTN menargetkan pembangunan 150.000 unit rumah rendah emisi pada tahun 2029. Untuk tahap awal, BTN menjalankan proyek percontohan yang melibatkan delapan pengembang dengan total 1.317 unit rumah yang telah dibangun dan dipasarkan.

“Secara bertahap, akan ada 150.000 rumah dengan 30 persen porsi penggunaan material eco-friendly yang dibiayai BTN hingga 2029,” kata Nixon.

Dalam kesempatan tersebut, Ratu Maxima melihat langsung interaksi antara BTN, developer, dan konsumen hingga proses akad pembelian rumah. Beliau mengamati bahwa akses ke pembiayaan rumah yang terjangkau akan meningkatkan kesehatan keuangan nasabah karena memungkinkan mereka untuk menabung dan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.

Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menegaskan pentingnya kesehatan keuangan bagi para debitur. Menurut dia, kemampuan mengelola keuangan akan sangat menentukan keberlangsungan hidup nasabah setelah memiliki kredit pemilikan rumah (KPR).

“BTN mendorong para debitur untuk menjaga kemampuan menabung. Mereka harus memiliki dana darurat untuk menghadapi kebutuhan tak terduga,” ujar Setiyo.

Dia mencontohkan tiga nasabah yang ditemui bersama Ratu Maxima di Perumahan Gran Harmoni Cibitung, Bekasi, yakni, penjual bubur, perawat, dan karyawan pabrik. Dari interaksi tersebut, Ratu Maxima mengamati pentingnya kesehatan keuangan bagi nasabah karena membantu mereka untuk menabung dan mengelola keuangan dengan lebih baik.

Setiyo menjelaskan, BTN memiliki program edukasi menabung dengan produk tabungan bulanan dengan sistem autodebet untuk memudahkan nasabah menyisihkan dana darurat secara konsisten. Termasuk, inisiatif yang saat ini digalakkan adalah menabung dengan memanfaatkan sampah rumah tangga melalui program “Bayar Angsuran-Mu Pakai Sampah-Mu”.

Sampah yang dikumpulkan dan dipilah, terutama jenis yang memiliki nilai ekonomi, dapat ditukarkan melalui Rekosistem menjadi saldo tabungan di BTN. Program ini tidak hanya mendorong kebiasaan menabung, tetapi juga membantu meringankan cicilan KPR.

“Dari sampah bisa menjadi tabungan. Nilai sampah yang disetorkan ibu rumah tangga dapat masuk ke tabungan dan membantu mengurangi cicilan sekitar 10–15 persen,” jelas Setiyo.

Direktur Consumer Banking BTN Hirwandi Gafar mengatakan, kunjungan Ratu Máxima memberikan perhatian besar dunia terhadap keberlanjutan pembiayaan perumahan di Indonesia. Dia menilai, literasi keuangan menjadi tantangan yang harus terus dijawab BTN dengan edukasi yang lebih intensif kepada masyarakat.

Hirwandi memandang edukasi tidak hanya berhenti pada cara memiliki rumah. Tapi juga pada kemampuan masyarakat untuk mengelola keuangan setelahnya, terutama menjaga kebiasaan menabung.

“Menabung untuk pembiayaan angsuran rumah, pendidikan anak, maupun emergency funding atau dana darurat,” kata Hirwandi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...