Bank Mandiri Salurkan Pinjaman untuk 16 Debitur Program MBG di Jawa Barat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk turut menyalurkan pinjaman untuk pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG). Di Jawa Barat, Mandiri telah menyalurkan pinjaman dengan baki debit sebesar Rp24 miliar untuk 16 debitur pada 2025.
Rinciannya adalah 5 debitur dari penyelenggara MBG skala kecil dan menengah dengan baki debit Rp13 miliar. Lalu, 11 debitur skala mikro dengan baki debit Rp11 miliar.
Regional CEO Bank Mandiri Region 6/Jawa 1, Nila Mayta Dwi menjelaskan penyediaan fasilitas pembiayaan ini untuk mitra Badan Gizi Nasional (BGN) yang telah memiliki perjanjian kerja sama (PKS) untuk MBG.
Dia mengatakan Mandiri melihat ada sejumlah potensi pembiayaan dari pelaksanaan MBG. Ini termasuk pembiayaan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), pembiayaan pegawai, serta pemasok bahan baku.
“Banyak sekali potensi pembiayaan di setiap SPPG. SPPG-nya kita biayai, pegawainya kita biayai, pemasok-pemasoknya kita biayai juga,” kata Nila dalam Media Gathering Bank Mandiri di Bandung, Jawa Barat, pada Senin (8/12).
MBG bukan satu-satunya program pemerintah yang dibiayai Bank Mandiri. Nila mengatakan Mandiri turut serta dalam program 3 juta rumah, kredit usaha alat mesin dan pertanian (alsintan), dan kredit industri padat karya (KIPK).
Untuk program 3 juta rumah, Mandiri menyalurkan pinjaman untuk developer perumahan dan pencari rumah. Selama Januari - September 2025, kredit disalurkan untuk 2 developer dengan baki debit Rp6 miliar dan 1.049 debitur dengan baki debit Rp163 miliar.
Sementara, pembiayaan untuk kredit alsintan dan kredit industri padat karya masih dalam proses atau pipeline. Gabungan baki debit untuk kedua program sebesar Rp3,8 miliar.
Pemerintah mencatat ada 49 juta masyarakat penerima MBG hingga 5 Desember 2025. BGN menargetkan jumlah penerima dapat mencapai 82,9 juta paling lambat pada Februari 2026. Target ini molor dari target awal yaitu dicapai pada Desember 2025.
Kepala BGN Dadan Hidayana mengatakan saat ini terdapat masalah yang memengaruhi distribusi paket MBG serta proses verifikasi.
“Sekarang tidak hanya di darat, di udara pun kami sudah mulai diganggu. Ketika sistem kami diganggu, otomatis untuk verifikasi pun terganggu. Jadi kadang-kadang ada gangguan seperti itu yang memang kami sedang atasi terus,” ujar Dadan pada Senin (20/10).
