Beban Operasional Menyusut, Laba Bersih Semen Indonesia Naik 26,3%
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) membukukan kenaikan laba bersih pada semester I 2020 sebesar 26,4% menjadi Rp612,46 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp484,78 miliar. Kenaikan ini salah satunya disebabkan oleh menyusutnya komponen beban operasional perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, Semen Indonesia mencatat penjualan Rp16,03 triliun, turun 2 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp16,35 triliun.
Secara rinci, penjualan produk semen naik tipis 0,28% menjadi Rp 13,39 triliun. Sedangkan produk beton jadi dan siap pakai turun sebesar 25,6% menjadi Rp 869 miliar diikuti penjualan kantong semen yang juga anjlok 38% menjadi Rp 21,7 miliar.
Seiring menurunnya penjualan, beban pokok penjualan emiten ini pun turun 4,05% menjadi Rp 11,1 triliun. Imbas penurunan ini, perseroan mencatat laba kotor Rp 4,8 trilun atau naik 4,3% dibanding periode yang sama tahun lalu,
Di sisi lain, perusahaan juga berhasil melakukan efisiesi seperti yang tercermin dari menyusutnya komponen beban operasional perusahaan, seperti beban penjualan serta beban keuangan juga turun 13,3% menjadi Rp 1,20 triliun dibanding semester I tahun lalu yang sebesar Rp 1,50 triliun.
Alhasil, laba sebelum pajak perusahaan melonjak menjadi Rp 1 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 676 miliar. Setelah dikurangi beban pajak, perusahaan mencatat laba bersih Rp 612 miliar.
Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Priyo Santoso mengatakan, perusahaan mampu menjaga kenaikan kinerja laba bersih di semester I 2020.
"Selain dari efisiensi di bidang operasional, penopang laba bersihjuga berasal dari efisiensi beban keuangan hasil refinancing yang dilakukan pada 2019," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (4/8).
Dari sisi liabilitas jangka panjang, Semen Indonesia mencatat penurunan pinjaman bank. Hingga paruh pertama 2020, pinjaman bank yang dimiliki perusahaan turun 4,9% menjadi Rp16,78 triliun dari posisi sebelumnya sebesar Rp17,65 triliun.
Dengan kinerja tersebut, laba per saham atau earning per share perusahaan pun meningkat menjadi Rp 103 pada semester I 2019, dari sebelumnya hanya Rp 82 pada semester I tahun ini.
Adapun kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan hingga semester I sebanyak Rp 3,34 triliun, atau turun 15,3% dibandingkan posisi Juni 2019 sebesar Rp 3,95 triliun.
Kendati mencatat kinerja positif, Hendi mengakui perusahaan juga ikut terdampak oleh lesunya konsumsi semen domestik akibat pandemi corona. Hal ini menyebabkan penjualan terkontraksi 2%.
Selain itu, berdasarkan informasi di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia, manajemen perseroan menyebutkan, akibat corona, perseroan menghentikan sebagian operasional pabriknya selama 1-3 bulan.
Alhasil, selain memengaruhi penjualan, jumlah karyawan Semen Indonesia berkurang dari yang sebelumnya 9,904 orang pada Desember 2019, turun menjadi 9,866 pada Juni 2020 atau ada pengurangan 38 orang karyawan selama pandemi corona berlangsung.