IFC Bersiap Suntik Dana dan Jadi Pemegang Saham Rental Kendaraan ASSA
PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), perusahaan jasa transportasi milik Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat, berencana mencari dana segar untuk membayar utangnya. Caranya dengan menerbitkan obligasi konversi yang target perolehan dananya Rp 720 miliar. International Finance Corporation (IFC) bertindak sebagai pembeli siaga.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perseroan, jumlah saham hasil konversi maksimal 600 juta saham baru atau setara dengan 15,01% dari total saham setelah pelaksanaan konversi, jika tidak terdapat penyesuaian pada harga konversi.
ASSA menawarkan sebanyak 600 juta obligasi konversi, di mana setiap pemegang 453 saham lama, berhak memperoleh 80 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 unit obligasi konversi dengan harga pelaksanaan Rp 1.200 per obligasi konversi.
Jumlah dana yang akan diterima oleh ASSA dalam PMHMETD I ini adalah sebesar Rp 720 miliar. Obligasi konversi tersebut dapat dikonversi sebesar nilai nominalnya, yang akan ditawarkan dengan harga konversi Rp 1.200 per saham. Nilai nominal saham hasil konversi adalah sebesar Rp 100 per saham.
PT Adi Dinamika Investindo (ADI) sebagai pemegang saham utama ASSA, menyatakan tidak menggunakan seluruh haknya untuk membeli obligasi konversi. ADI akan mengalihkan 150 juta HMETD miliknya kepada IFC.
Pemegang saham ASSA lain, PT Daya Adicipta Mustika (DAM) juga memastikan tidak menggunakan seluruh haknya untuk membeli obligasi konversi. Perusahaan akan mengalihkan 115 juta HMETD kepada IFC sebagai investor baru.
Tak berbeda, investor perorangan, yakni TP Rachmat, Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati, dan Erida juga menyatakan hal yang sama. Mereka mengalihkan masing-masing 31 juta, 59 juta, dan 19 juta HMETD miliknya kepada IFC.
IFC berkomitmen membeli seluruh saham konversi bila terdapat pemegang saham lain yang tidak melaksanakan HMETD, dan berperan sebagai pembeli siaga. Dengan asumsi seluruh pemegang saham ASSA tidak menggunakan hak, maka kemungkinan IFC akan memegang 15,01% saham ASSA setelah aksi korporasi ini rampung.
Sebanyak 90,38% dari dana hasil penerbitan obligasi konversi akan digunakan ASSA untuk melunasi dan membayar sebagian pinjaman bank. Berdasarkan laporan keuangan 2020, utang bank jangka pendek ASSA mencapai Rp 734,43 miliar. Sementara utang bank jangka panjang mencapai Rp 2,07 triliun.
Lalu, 7,01% akan digunakan untuk modal kerja perusahaan. Sisanya, sekitar 2,62% digunakan untuk penyetoran modal ke anak usaha, PT Adi Sarana Logistik untuk pengembangan usaha baru di bidang jasa pergudangan (warehouse) dengan merek Titipaja.