Chandra Asri Tambah Modal Rp 15,5 T, Thaioil Jadi Pemegang Saham Utama
Perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah menyelesaikan penerbitan saham baru untuk menambah modal (rights issue) sebesar US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 15,5 triliun. Penawaran Umum Terbatas III ini telah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pembeli siaga (standby buyer) yang mendukung transaksi ini adalah PT. TOP Investment Indonesia, anak perusahaan Thai Oil Public Company Limited (Thaioil) yang merupakan kilang PTT Public Company Limited (PTT). Pasca rights issue, Thaioil kini memegang 15% saham Chandra Asri, dan merupakan bagian dari pemegang saham utama bersama Barito Pacific dan SCG Chemicals.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporasi Chandra Asri Suryandi mengatakan komposisi saham publik kini tercatat sekitar 8,2% atau memenuhi persyaratan saham publik (free-float) dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah rights issue, jumlah saham beredar perusahaan meningkat 3,79 miliar saham, yakni dari 17,83 miliar menjadi 21,63 miliar saham.
“Kami menyambut Thaioil sebagai pemegang saham utama baru Chandra Asri. Pembiayaan yang diperoleh memberi kami fondasi ekuitas yang kuat untuk melanjutkan rencana perseroan dalam mengembangkan kompleks petrokimia kedua secepatnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/9).
Pada Juli 2021, Chandra Asri telah mengumumkan pemilihan Thaioil sebagai mitra untuk mendukung pengembangan kompleks petrokimia kedua (CAP2), melalui proses seleksi investor strategis. Hasil bersih yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua oleh anak Perusahaannya, PT. Chandra Asri Perkasa.
Pengembangan yang dimaksud terdiri dari, unit cracker, olefin terpolimerisasi, serta fasilitas dan utilitas terkait. Hal ini sejalan dengan strategi Chandra Asri untuk memperluas kapasitas produksi dan skala usaha guna melayani kebutuhan pasar Indonesia.
Sebelumnya, Thaioil dan Chandra Asri telah menandatangani perjanjian jual dan beli bahan baku untuk pasokan nafta dan gas minyak cair ke Chandra Asri dan CAP 2. Selain itu, ada pula perjanjian distribusi produk untuk memberikan keamanan pasokan bahan baku dan membuka nilai lebih lanjut melalui sinergi.
Guna mematuhi Keputusan Investasi Akhir (FID) untuk CAP 2 yang ditargetkan pada 2022, Thaioil dan SCG Chemicals berkomitmen untuk berinvestasi secara kolektif hingga US$ 400 juta. Metode investasi lanjutan akan ditentukan oleh para pihak pada tahap berikutnya, dan tetap tunduk pada persetujuan pemegang saham Chandra Asri, serta otoritas pemerintah Republik Indonesia.
Investasi di CAP 2 diproyeksikan sekitar US$ 5 miliar dengan lama waktu konstruksi diperkirakan mencapai empat tahun sampai lima tahun. Proyek ini diperkirakan menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan selama periode tersebut.
"Hal ini akan menggandakan kapasitas produksi perseroan dari saat ini 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun," katanya.
Menurut dia, peningkatan kapasitas produksi akan membantu memenuhi permintaan domestik yang terus meningkat, dan mengurangi ketergantungan impor. Selain itu, akan mengembangkan industri hilir petrokimia lokal, mendukung visi pemerintah untuk Industri 4.0, dan menciptakan karir jangka panjang yang bernilai tinggi.