Setelah Go Public, Mitratel Fokus Kembangkan Pangsa Pasar Luar Jawa
PT Daya Mitra Telekomunikasi atau Mitratel berencana meningkatkan jumlah penyewa per menara telekomunikasi, khususnya menara di luar Pulau Jawa. Total menara yang berada di luar Pulau Jawa berkontribusi sekitar 57% dari total menara perseroan.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan pihaknya sedang menyusun rencana bisnis untuk mendorong monetisasi menara di luar Pulau Jawa bersama operator telekomunikasi. Kolaborasi dengan operator dinilai penting agar operator dapat mengimbangi pertumbuhan digital di luar Pulau Jawa ke depannya.
Mitratel menargetkan rasio penyewaan (tenancy ratio) menara telekomunikasi bisa meningkat menjadi hampir 2 kali pada 2026. Peningkatan tersebut merupakan salah satu strategi jangka menengah setelah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Sebagai gambaran, jumlah menara yang dimiliki Mitratel saat ini tercatat mencapai 28.030 unit dengan tenancy ratio di posisi 1,5 kali. Tenant utama Mitratel ialah perusahaan saudara, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Ke depan, Mitratel berencana menambah jumlah menara telekomunikasi sembari meningkatkan tenancy ratio perseroan.
"Kamis sudah mempersiapkan rencana kami sampai 5 tahun ke depan, bahkan sampai 10tahun ke depan. Tenancy ratio kami pada 2026 atau 5 tahun lagi akan mencapai angka 1,95 kali," kata Ardi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (10/11/2021).
Chief Marketing Officer (CMO) Jarvis Asset Management Kartika Sutandi mengatakan pasar menara telekomunikasi pada 2022 akan meningkat. Pasalnya, kebutuhan data akan meningkat seiring berkembangnya teknologi 5G dan bertahannya kebiasaan bekerja dari jarak jauh atau rumah (WFH).
Permintaan data di luar Pulau Jawa diperkirakan meningkat seiring operator telekomunikasi melakukan ekspansi. Sejauh ini, pasar luas Pulau Jawa didominasi oleh PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel.
Dominasi Telkomsel membuat harga data di luar Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa. Dengan kata lain, margin yang diberikan oleh pelanggan luar Pulau Jawa lebih tinggi.
Oleh karena itu, sebagian operator akan menjajaki pasar luar Pulau Jawa pada 2022. Pada akhirnya, permintaan menara telekomunikasi di luas Pulau Jawa akan meningkat.
Di samping itu, Kartika menilai implementasi teknologi 5G akan merangsang permintaan menara telekomunikasi. Pasalnya, teknologi tersebut mengharuskan sinyal data tanpa celah agar dapat berjalan sebaik mungkin.
"Nanti, (kebutuhan data) yang di Pulau Jawa 5G, yang 4G (untuk konsumer) di luar Pulau Jawa. Nanti, permintaan BTS lebih banyak lagi, kebutuhan tower pasti naik terus," ujar Kartika kepada Katadata, Rabu (10/11).