Anak Usaha Sarana Menara Raih Pinjaman Rp 500 M dari Bank of China
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usaha PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Iforte Solusi Infotek (Inforte) mendapat pinjaman Rp 500 miliar dari Bank of China (Hong Kong) Limited.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Protelindo dan Inforte telah menandatangani perjanjian kredit dengan Bank of China pada 21 Januari lalu. Adapun, jangka waktu pinjaman 48 bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit.
"Pemberian fasilitas diharapkan dapat menunjang kegiatan usaha Protelindo, yang mana secara konsolidasi juga akan berdampak positif bagi perseroan," kata Sekretaris Perusahaan Sarana Menara Nusantara Irfan Ghazali dalam keterangannya, dikutip Rabu (26/1).
Dengan perjanjian fasilitas pinjaman ini, Iforte akan menjamin kewajiban dari Protelindo. Adapun, penanggungan perusahaan diatur dan tunduk pada hukum negara Republik Indonesia.
Sebagai informasi, Protelindo merupakan anak perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki langsung oleh Sarana Menara Nusantara. Sedangkan, Iforte merupakan anak perusahaan perseroan yang 99,99% sahamnya dimiliki secara langsung oleh Protelindo. Oleh karena itu, aksi tersebut merupakan transaksi afiliasi.
Irfan mengatakan, struktur pemberian pinjaman dengan konsep pemberian pertanggungan oleh Iforte akan memungkinkan Protelindo memperoleh pembiayaan dengan syarat dan kondisi yang lebih baik.
Ia memastikan, penandatanganan perjanjian kredit maupun pertanggungan perusahaan ini tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan.
Irfan menambahkan, perjanjian kredit ini telah dilaksanakan sesuai prosedur yang diperlukan, untuk memastikan transaksi yang dilakukan sesuai dengan praktik bisnis yang umum dan tidak mengandung benturan kepentingan.
Sebelumnya, entitas usaha Sarana Menara yakni, Iforte, PT Komet Infra Nusantara (KIN), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), dan PT Sarana Inti Persada (SIP) menuntaskan pembelian saham PT Platinum Teknologi senilai Rp 1,94 triliun pada Jumat (14/1) lalu.
Transaksi jual beli saham tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi internal perusahaan Protelindo, yang dilakukan setelah Protelindo menyelesaikan proses akuisisi Solusi Tunas pada 4 September 2021 lalu.
Berdasarkan laporan tersebut, Iforte membeli 61,2 juta lembar saham Platinum senilai Rp 1,48 triliun dari Solusi Tunas. Kemudian, satu lembar diambil dari SIP senilai Rp 24.270. Dengan transaksi tersebut, ISI akan menjadi pemilik atas 76,35 % saham Platinum.
Selanjutnya, KIN membeli 18,9 juta saham Platinum senilai Rp 459,9 miliar dari Solusi Tunas. Dengan demikian, KIN akan menjadi pemilik 23,65 % saham Platinum.
"Tujuan dilaksanakannya transaksi ini juga dalam rangka menyelaraskan secara internal kegiatan usaha Platinum atau anak perusahaannya dengan ISI dan KIN," tulis Irfan, Rabu (19/1).
Transaksi tersebut tidak menyebabkan perubahan pengendalian saham Platinum, mengingat SUPR dan SIP sebagai penjual dan ISI, KIN sebagai pembeli merupakan pihak-pihak yang dikendalikan oleh perusahaan tersebut.