Menyelami Balance Sheet untuk Mengenal Kinerja Perusahaan
Perusahaan pengelola jaringan ritel, PT Hero Supermarket Tbk atau HERO membukukan penurunan pendapatan hingga asetnya per Desember 2021. Kinerja tersebut tercatat pada neraca keuangan alias balance sheet perusahaan.
Pendapatan HERO hingga Desember 2021 mengalami penurunan 22,2 % menjadi Rp 3,48 triliun, dibandingkan capaian per September 2021 yakni Rp 4,47 triliun. Salah satu penyebab turunnya pendapatan, yakni imbas penutupan gerai Giant.
“Operasi bidang usaha Giant yang dihentikan Desember 2021, secara laporan keuangan disajikan dalam catatan tersendiri, sehingga terlihat penurunan nilai pendapatan dibandingkan kuartal ketiga 2021,” kata Sekretaris Perusahaan Hero Supermarket, Iwan Nurdiansyah dalam keterbukaan informasi, Kamis (14/4).
Adapun alasan HERO menutup bidang usaha Giant, lantaran tidak mencatatkan sumber pendapatan. Hal itu juga sempat menuai pertanyaan terkait kondisi akun aset tidak lancar HERO dalam laporan keuangan per 30 September 2021. Di mana, emiten ritel tersebut mengakui adanya aset tidak lancar dalam laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2021 sebanyak Rp 152,73 juta.
Di samping itu, penutupan gerai Giant juga memberikan dampak terhadap semua akun balance sheet yang berhubungan dengan usaha Giant. Menurut pernyataan emiten, beberapa akun yang terdampak signifikan adalah piutang usaha, utang usaha, persediaan, aset tetap, aset tersedia untuk dijual, biaya dibayar dimuka, akrual, provisi hingga liabilitas sewa.
Mengacu pada kondisi tersebut, investor bisa mengenali kondisi perusahaan berdasarkan catatan balance sheet atau neraca keuangan.
Apa Itu Balance Sheet?
Istilah balance sheet atau neraca keuangan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan dalam melaporkan kinerja keuangannya. Pada balance sheet, akan mencakup berbagai rincian laporan keuangan yang terkait modal atau ekuitas, kekayaan atau jumlah aset, hingga kewajiban atau utang perusahaan.
Balance sheet juga dikenal sebagai laporan posisi keuangan atau statement of financial position. Dalam hal ini, balance sheet mampu memberikan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan hingga hal-hal krusial menyangkut kinerja perusahaan. Bahkan, laporan neraca keuangan tersebut kerap menjadi acuan dasar perusahaan dalam mengambil keputusan.
Sedangkan bagi investor, balance sheet menjadi modal untuk mempertimbangkan layak tidaknya berinvestasi di perusahaan tersebut. Perusahaan yang gagal menyajikan neraca keuangannya secara akurat, maka akan berdampak terhadap berbagai aspek manajerial. Tak hanya itu, balance sheet juga menyajikan informasi untuk memprediksi arus kas perusahaan di masa mendatang.
Instrumen Balance Sheet
Melansir laman Universitas Bina Nusantara, balance sheet biasa digunakan untuk menilai tiga komponen penilaian perusahaan, yakni solvabilitas, likuiditas dan fleksibilitas keuangan. Solvabilitas dan likuiditas umumnya memengaruhi fleksibilitas keuangan perusahaan.
Untuk solvabilitas, akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang pada saat jatuh tempo. Sedangkan kondisi likuiditas akan mencerminkan jumlah waktu yang diperlukan perusahaan untuk mengubah aktiva menjadi kas, atau saat liabilitas terbayarkan.
Perusahaan yang memiliki tingkat fleksibilitas keuangan tinggi, akan lebih kuat bertahan pada saat kondisi buruk, termasuk untuk mengambil peluang investasi yang tidak terduga.
Berikut instrumen atau komponen yang terdapat dalam balance sheet dilansir dari laman Universitas Bina Nusantara.
- Aktiva atau aset merupakan sumber daya ekonomi dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi masa lalu.
- Liabilitas atau liability pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan oleh perusahaan di masa akan datang, dalam bentuk penyerahan aset atau pemberian jasa yang disebabkan tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya.
- Ekuitas atau equity adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan, yang merupakan kekayaan bersih. Nilai tersebut diperoleh dari jumlah aktiva dikurangi kewajiban.