XL Axiata Kurangi Saham di Perusahaan Data Center, Kini Tersisa 30%
PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengurangi kepemilikan sahamnya di PT Princeton Digital Group Data Centers (PDGDC), dan kini hanya menggenggam 30% saham perusahaan. PDGDC merupakan anak perusahaan XL Axiata yang bergerak di bidang pelayanan dan pengembangan pusat data.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen EXCL mengatakan, perseroan telah mengalihkan kepemilikan sebanyak 245.362 lembar saham PDGDC kepada Princeton Digital Group Indonesia Alpha Pte. Limited (PDG).
Dengan pengalihan ini, susunan pemegang saham PDGDC adalah XL Axiata sebanyak 2,01 juta saham dengan nilai Rp 201,02 miliar atau 30%.
"Sementara itu, PDG memiliki sebanyak 4,69 juta saham dengan nilai Rp 469,02 miliar atau 70%," kata Corporate Secretary XL Axiata Ranty Astari dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (17/5).
Adapun, secara total jumlah saham di PDGDC saat ini berjumlah 6,7 miliar saham, dengan nilai Rp 670,04 miliar.
Ranty menjelaskan, pengalihan saham perseroan di PDGDC kepada PDG merupakan satu kesatuan rangkaian transaksi sejenis sebelumnya dengan PDG dan PDGDC, yang telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2019. Sebelumnya, XL Axiata memiliki sebanyak 2,25 miliar saham di PDGDC atau setara dengan 33,662% kepemilikan saham.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, perseroan akan pada bisnis seluler dan teknologi. Selain itu, peningkatan pengalaman pelanggan juga salah satu fokus utama dalam meningkatkan kinerja perseroan.
Di samping itu, perseroan juga terus berupaya untuk mengenalkan layanan konvergensi kepada masyarakat Indonesia, sekaligus meningkatkan manfaatnya.
"Strategi ini kami pandang sebagai cara terbaik untuk menghadapi kompetisi bisnis yang terus berlangsung ketat, daripada merespon persaingan tarif layanan," kata Dian dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (17/5).
Hingga kuartal I 2022, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 139 miliar. Pencapaian tersebut antara lain sebagai hasil dari upaya peningkatan pengalaman pelanggan dan digitalisasi yang didukung oleh peningkatan kualitas jaringan secara berkelanjutan.
Sementara itu, pendapatan layanan data perseroan tercatat sebesar Rp 5,91 triliun atau naik 10% secara tahunan. Kemudian, EBITDA perseroan di kuartal I 2022 meningkat sebesar 2% menjadi Rp 3,17 triliun, dengan margin 47%.
Beban biaya operasional perseroan juga meningkat sebesar 14% menjadi Rp 3,57 triliun dari Rp 3,13 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi oleh meningkatnya beban biaya regulasi, serta biaya penjualan dan pemasaran.
Selama periode tiga bulan pertama tahun ini, trafik data XL Axiata juga tercatat meningkat pesat hingga 34% dari sebelumnya 1.391 petabyte menjadi 1.857 petabyte.
Lalu, jumlah BTS 2G dan 4G XL Axiata mencapai lebih dari 133 ribu unit dari sebelumnya 94 ribu di akhir Maret 2021, dengan BTS 4G meningkat menjadi lebih dari 83 ribu. Adapun, area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi 460 kota/kabupaten.
"Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, tahun ini perseroan akan mengalokasikan belanja modal sekita Rp 9 triliiun," kata dia.