Merck Bagi Dividen Rp 240 per Saham, 80% dari Laba Bersih
PT Merck Tbk membagikan dividen final sebesar Rp 107,5 miliar atau Rp 240 per saham kepada pemegang saham. Nilai itu tercatat 80% terhadap laba bersih perusahaan.
Kebijakan pembagian dividen disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung pada Rabu (25/5) hari ini.
Berdasarkan laporan keuangan, perusahaan sains dan teknologi di bidang kesehatan ini membukukan laba bersih Rp 132 miliar sepanjang 2021, atau meroket 83% dari perolehan untung bersih tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Merck Evie Yulin mengatakan, pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan yang tercatat mencapai Rp 1 triliun sepanjang 2021, atau melonjak 62% dari capaian omzet 2020 sebesar Rp 656 miliar. Kenaikan pendapatan diimbangi oleh efisiensi operasional sehingga perusahaan mampu mengantongi kenaikan laba bersih.
"Total aset, liabilitas dan ekuitas pada 2021 tercatat Rp 1 triliun, Rp 342 miliar dan Rp 684 miliar, masing-masing naik 10%, 8% dan 12% dari tahun sebelumnya," ujar Evie dalam paparan publik virtual, Rabu (25/5).
Sementara itu, rasio lancar tercatat 2,71, liabilitas terhadap ekuitas 0,50, dan liabilitas terhadap aset 0,33. Adapun, rasio profitabilitas terjaga dengan margin laba kotor 37,46%, rasio pengembalian aset atau return of assets (ROA) naik menjadi 12,83% dari 7,73%, dan rasio pengembalian ekuitas atau return of equity (ROE) naik menjadi 19,25% dari 11,74%.
Divisi healthcare melewati tahun kedua masa pandemi 2021 dengan pencapaian 18% di atas target dan tumbuh sebesar 23,3%. Dari sisi penjualan, divisi obat-obatan resep tercatat Rp594 miliar, sehingga berkontribusi 56% terhadap total pendapatan perseroan.
Perseroan berupaya mengambil peluang di pasar dengan membangun hubungan yang baik dengan para dokter, pemangku kepentingan di pemerintahan, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya.
"Ini dalam bentuk pendidikan dokter berkelanjutan, peningkatan awareness, screening dan public private partnership (PPP), serta mengambil bagian dalam melakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat," ujarnya.
Upaya-upaya tersebut mampu mendorong berbagai capaian kinerja positif yang melampaui target di hampir seluruh area terapetik pada 2021. Kinerja di sektor usaha terapi kesuburan (infertilitas) semakin kuat dan mampu mencatat pencapaian 48% di atas target dan bertumbuh 93%, hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu.
Selain itu, kelompok produk terapetik diabetes mencatat pencapaian 3% di atas target dengan pertumbuhan 19%. Kelompok produk tiroid juga mencatat pencapaian 37% di atas target dan bertumbuh 9,6% serta terapetik Onkologi juga mampu mencatat pencapaian 34% di atas target dan bertumbuh 42%.