Erick Thohir: Pertamina dan PLN Rugi Agar BBM dan Listrik Tidak Naik

Image title
Oleh Yanuar
6 Juni 2022, 19:47
Erick Thohir: Pertamina dan PLN Rugi Agar BBM dan Listrik Tidak Naik
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

Menteri BUMN Erick Thohir membantah bahwa PT Pertamina (Persero) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) bangkrut. Keuangan kedua perusahaan pelat merah itu dipastikan membaik, meskipun mencatatkan kerugian signifikan.
"Kemarin kan seakan-akan PLN dan Pertamina bangkrut, tidak," ungkap Erick saat ditemui wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (4/6).

Menurut Erick, kerugian Pertamina dan PLN ini terjadi setelah adanya lonjakan harga batu bara dan minyak mentah secara global. Komoditas ini merupakan bahan baku produksi kedua perseroan, yakni BBM dan listrik.

PLN dan Pertamina rela merugi demi tidak menaikkan tarif dua sektor energi tersebut, agar tidak menambah beban rakyat di tengah pandemi.

Adapun kerugian Pertamina mencapai Rp 191,2 triliun. Sementara PLN mengalami kerugian sebesar Rp 71,1 triliun. Erick memastikan kerugian ini tidak membuat kedua BUMN ini bangkrut.

Sebelumnya, Erick telah menegaskan, Pemerintah tetap hadir melakukan intervensi di saat kondisi harga pangan dan energi meningkat seperti sekarang ini. Tujuannya, agar tidak menambah beban rakyat yang sudah berat di saat pandemi.

"Saya sudah sampaikan, tidak mungkin dengan kondisi pangan dan energi seperti sekarang, pemerintah mendiamkan, tidak melakukan intervensi, tidak mungkin. Pemerintah pasti hadir. Tentu mekanisme kehadirannya melalui berbagai cara. Sebelumnya saat pandemi Covid-19 pemerintah menyediakan obat, vaksin gratis, dan sebagainya," kata Erick pada pertengahan Mei lalu.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mencatat defisit arus kas Pertamina mencapai US$ 2,44 miliar atau Rp 35,86 triliun. Defisit ini terjadi per Maret 2022 lantaran Pertamina tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada saat harga minyak mentah dunia mengalami lonjakan.

Bahkan, sepanjang 2022 defisit kas Pertamina diperkirakan mencapai mencapai US$ 12,98 miliar atau setara Rp 191,2 triliun.

"Untuk Pertamina tadi kita lihat arus kas defisitnya estimasinya mencapai US$ 12,98 miliar," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Banggar DPR RI, Kamis lalu.

Untuk PLN, defisit ini diperkirakan akan mencapai Rp71,1 triliun. Kerugian ini karena imbas belum naiknya tarif listrik di tengah lonjakan harga komoditas batu bara.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan harga keekonomian kedua komoditas jauh lebih tinggi dibandingkan harga yang listrik dan BBM yang ditetapkan di pasar dalam negeri. Akibatnya, terjadi selisih harga yang tinggi.

(Tim Riset Katadata)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...