Laba BUMN Melonjak 869%, Erick Thohir Rayu DPR Tak Kurangi Anggaran
Laba seluruh perusahaan BUMN sepanjang 2021 mencapai Rp 126 triliun atau melonjak 869% dibanding dengan perolehan laba bersih tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 13 triliun.
Untuk menjaga kinerja BUMN, Menteri BUMN Erick Thohir mengajukan penambahan anggaran sebesar Rp 79,7 miliar atau menjadi Rp 311 miliar dari sebelumnya hanya sebesar Rp 232 miliar. Erick mengatakan, pagu indikatif yang diberikan kepada Kementerian BUMN menjadi yang terkecil dibandingkan seluruh kementerian.
"Jika tidak keberatan, kami menginginkan tetap bisa di atas Rp 311 miliar saja, tidak terus menerus turun seperti hari ini yang Rp 194 miliar," kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (7/6).
Adapun, anggaran sebesar Rp 232 miliar akan digunakan untuk program dukungan manajemen sebesar Rp 162,7 miliar dan untuk program pengembangan dan pengawasan sebesar Rp 69,3 miliar.
Dengan penambahan Rp 79,7 miliar, maka akan digunakan untuk peningkatan kapabilitas executive talent management sebesar Rp 1,4 miliar. Hal itu guna meningkatkan kapabilitas portal human capital (HC) terkait dengan recruiting dan onboarding, talent assessment, talent mobility, rencana karir atau career planning BUMN.
Kemudian, tambahan anggaran itu juga akan digunakan untuk penguatan sistem informasi sebesar Rp 38,3 miliar untuk peningkatan kapasitas aplikasi, pembentukan departemen manajemen proyek atau project manajemen officer (PMO) dan portofolio management tools, peningkatan IT service management.
Selanjutnya, akan digunakan untuk merenovasi gedung serta kebutuhan operasional lainnya sebesar Rp 25 miliar, yang difokuskan untuk perbaikan pendingin atau chiller, recycle water, sistem parkir, renovasi ruang kerja, penggantian tangki air dan lainnya.
Lalu, sebesar Rp 6 miliar akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sesuai Arahan Presiden untuk mengurangi efek rumah kaca dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 16 Tahun 2019.
Terakhir, sebesar Rp 3 miliar untuk implementasi infrastruktur big data, guna mengembangkan advanced data analytic, proses pemindahan data atau data ingestion, streaming data ingestion, dan lainnya. Serta, sebesar Rp 6 miliar digunakan untuk peningkatan program tanggung jawab sosial perusahaan, perbaikan tata kelola BUMN, dan monitoring proyek strategis nasional (PSN).
"Kami terus bisa memastikan pembukaan lapangan kerja, melakukan pendampingan kepada UMKM, dan terus juga menjaga proyek strategis nasional," kata dia.
Lebih lanjut, dengan total aset yang dikelola BUMN mencapai Rp 8.998 triliun, maka pagu ini tentu sangat kecil dibandingkan beban yang dikerjakan. Erick juga optimistis setoran dividen akan kembali normal setelah pandemi Covid-19 usai.
Laba BUMN Melonjak Hampir 1.000%
Erick menyebut kenaikan laba seluruh perusahaan pelat merah yang hampir 1.000% itu merupakan wujud keberhasilan transformasi yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN. BUMN juga berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1.983 triliun atau setara 99% dari pendapatan anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
"Dengan segala efisiensi dan perbaikan model bisnis yang dilakukan, laba BUMN untuk 2021 sebesar Rp 126. Ini adalah prestasi yang saya rasa luar biasa," kata Erick.
Ia mengatakan, perbaikan kinerja BUMN juga berdampak positif terhadap kontribusi untuk negara. Adapun, total pajak, dividen, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang diberikan BUMN secara konsolidasi mencapai Rp 371 triliun di sepanjang 2021.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, sektor yang paling banyak menyumbang laba dari jasa keuangan. Selanjutnya, sektor dengan kenaikan keuntungan tertinggi kedua adalah telekomunikasi. Berikut grafik Databoks: