Profil Habco Trans Maritima, Perusahaan Pelayaran yang Akan IPO
PT Habco Trans Maritima Tbk menjadi calon emiten transportasi dan logistik laut pertama yang memulai penawaran awalnya di bulan Juni ini. Habco Trans Maritima dijadwalkan melantai di bursa akhir Juli 2022 mendatang.
Melansir situs resmi perseroan, Habco Trans Maritima (HTM) merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT Habco Primatama, yang telah terlibat dalam perluasan dan pengembangan logistik kelautan Indonesia sejak tahun 1991.
PT Habco Primatama sendiri merupakan perusahaan logistik laut yang didirikan pada 1991 dengan tujuan awal untuk mendukung kinerja bisnis kehutanan para pendirinya di Sumatera. Habco sendiri diambil dari nama para pendirinya yakni, H.A. Hasibuan, Benny Kam dan Cosmas Kiardi.
Habco Trans Maritima dimulai sebagai divisi independen yang berfokus pada kepemilikan dan pengoperasian kapal bulker di PT Habco Primatama pada tahun 2019. Sebagai anggota Grup Habco, HTM adalah bagian terakhir dari solusi logistik maritim terintegrasi Habco, yang memungkinkan grup untuk memenuhi semua kebutuhan klien, mulai dari tongkang, layanan transshipment, dan layanan bulk carrier.
Pada 2019, HTM mengangkut hingga 500.000 MT kargo. Sejak saat itu, perseroan melihat pertumbuhan kinerja operasional yang solid dan mencapai pertumbuhan 450%, serta menghasilkan 2,25 juta MT pada tahun 2021. Per 2021, HTM memiliki dan mengoperasikan sebanyak tiga kapal bulker.
Perseroan saat ini menjalankan satu kegiatan usaha utama yakni, angkutan laut dalam negeri untuk barang khusus seperti angkutan barang berbahaya, limbah bahan berbahaya dan beracun, bahan bakar minyak, minyak bumi, hasil olahan, LPG, LNG dan CNG, ikan dan sejenisnya.
Sementara kegiatan usaha penunjang yang dijalani perseroan di antaranya, usaha pengangkutan barang umum melalui laut dengan menggunakan kapal laut, baik antar pelabuhan dalam negeri maupun pelabuhan luar negeri dengan melayari trayek secara tetap dan teratur (liner) dengan berjadwal, atau trayek tidak tetap dan tidak teratur (tramper).
Kemudian, menjalankan usaha pengangkutan barang melalui laut pada pelabuhan-pelabuhan yang belum memiliki fasilitas lengkap, dengan menggunakan angkutan perairan pelabuhan sebagai penghubung dari dermaga ke kapal atau sebaliknya.
Kinerja Sepanjang Tahun 2021
Sepanjang 2021, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 90,15 miliar atau naik 64.713,40% dari tahun sebelumnya, di mana perseroan merugi sebesar Rp 139,53 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan yang terjadi pada laba operasi sebesar 63.475,76%, di mana perseroan mulai menjalankan usaha secara komersial pada tahun 2021. Laba operasi perseroan pada 2021 yakni sebesar Rp 91,72 miliar dari sebelumnya rugi sebesar Rp 144,72 miliar di 2020.
Di tahun yang sama, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 252,93 miliar yang berasal dari pendapatan jasa pengangkutan dan demurrage. Adapun, beban pokok pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 157,94 miliar yang berasal dari beban atas penyerahan jasa pengangkutan.
Hingga akhir Desember 2021, total nilai aset perseroan tercatat sebesar Rp 146,52 miliar, di mana terdapat penurunan saldo aset lancar sebesar 47,75% bila dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp 280,43 miliar.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada piutang lain-lain sebesar 100%, dikarenakan adanya pelunasan dari pihak berelasi sedangkan kas dan bank mengalami peningkatan sebesar 4.663,24% dan deposito berjangka meningkat sebesar Rp 55 miliar.
Sementara itu, total liabilitas perseroan tahun lalu tercatat sebesar Rp 66,10 miiar dan ekuitas sebesar Rp 369,95 miliar atau naik 32,22% dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp 279,80 miliar.
Melantai di Bursa dengan Kode HATM pada 21 Juli Mendatang
Dalam proses penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perseroan dijadwalkan mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode HATM pada 21 Juli mendatang.
Berdasarkan prosepektus yang dirilis, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,22 miliar saham atau setara 17,89% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Adapun, perseroan menawarkan harga Rp 150 hingga Rp 250 per saham. Dengan harga penawaran tersebut, perseroan mengincar dana sebesar Rp 305 miliar.
Perseroan juga mengadakan program alokasi saham pegawai atau employee stock allocation (ESA) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 0,50% dari saham yang ditawarkan dalam IPO atau sebanyak 6,10 juta saham.
Bersamaan dengan itu, perseroan juga akan menerbitkan sebanyak saham biasa atas nama, dalam rangka pelaksanaan konversi atas pelaksanaan utang konversi senilai Rp 45 miliar dengan PT Samudra Sejahtera Investama (PT SSI) yang akan dilaksanakan bersamaan dengan IPO.
Perseroan akan menggunakan seluruh dana hasil IPO untuk pembelian armada kapal bulker baru untuk mendukung kegiatan usaha perseroan. Perseroan menjelaskan bahwa armada kapal yang akan diberli berupa bulk carrier supramax dengan kapasitas 53,000—57,000 DWT.
Perseroan telah memulai masa penawaran awalnya pada hari ini (29/6) dan akan berlangsung hingga 1 Juli 2022. Pernyataan efektif diperkirakan akan didapat pada 12 Juli. Kemudian, perseroan akan memulai penawaran umum pada 14 Juli hingga 19 Juli 2022.
Selanjutnya, tanggal penjatahan diperkirakan pada 19 Juli, tanggal distribusi saham secara elektronik pada 20 Juli. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.