Tak Kuorum, Yelooo Minta Restu Pemegang Saham Lagi untuk Rights Issue
PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) berencana kembali menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk kedua kalinya pada 25 Juli mendatang.
Hal ini dilakukan setelah perusahaan gagal memperoleh persetujuan pemegang saham untuk merealisasikan rencana penambahan modal pada RUPSLB yang digelar 14 Juli lalu. Pasalnya, jumlah pemegang saham tak mencapai kuorum atau hanya dihadiri 66,68% investor.
"RUPS luar biasa yang diselenggarakan pekan lalu hari Jumat memang belum terjadi kuorum,"kata Direktur Utama Yelooo Integra, Wewy Suwanto dalam paparan publik, Senin (18/7).
Maka itu, sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), agenda persetujuan pemegang saham akan kembali digelar. Setelah memperoleh persetujuan tersebut, perusahaan akan mendapat izin dan pernyataan dari regulator.
Berdasarkan prospektus, Yelooo Integra berencana menambah modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 15,30 miliar saham baru dengan nilai nominal 100 per saham.
Sebelumnya, perseroan menargetkan akan memeperoleh dana segar sebesar Rp 737 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk melakukan pengembangan penjualan jaringan internet di sepanjang jalur rel kereta api di pulau Jawa, khususnya untuk wilayah tier 2 dan tier 3, sepanjang 2,800 kilometer yang meliputi sekitar 4,291 desa.
Dana hasil penerbitan saham baru itu salah satunya akan digunakan untuk menyewa jaringan kabel serat optik atau fiber optic maksimal Rp 1,47 triliun dengan nilai sewa jaringan kabel serat 506,04%.
"Rencana tahun 2022, jika disetujui yaitu menggelar jaringan infrastruktur fiber optik ke seluruh pulau jawa. Kira kira sepanjang 4000 kilometer,"katanya.
Pemegang saham utama YELO, PT Artalindo Semesta Nusantara Tbk (ASN) akan meminjamkan dana Rp 737,11 miliar kepada perseroan. Pelunasan dari pinjaman tersebut akan dilunasi melalui rights issue. Dalam hal ini, Artalindo Semesta akan menggunakan haknya membeli sebanyak 6,69 miliar saham baru.
Pinjaman tersebut akan diberikan kepada entitas anak YELO yakni, PT Telemedia Komunikasi Pratama (TKP) dengan kepemilikan 99,67%. Selain itu, TKP akan digunakan pembayaran deposit atau jaminan sewa aset jaringan kabel serat optik kepada PT Gemilang Lintang Nusantara (GLN).
Sebelumnya, perseroan menargetkan pemasangan Viberlink di 580 stasiun kereta api. Tujuannya, untuk mempercepat pemberdayaan ekonomi digital. Untuk mewujudkan target tersebut, perseroan berencana melaksanakan rights issue .
Sepanjang kuartal I 2022, YELO membukukann laba sebesar Rp 1,84 miliar. Angka itu tumbuh 40,60% dari perolehan laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,30 miliar.
Pertumbuhan laba perseroan seiring dengan naiknya pendapatan di kuartal I 2022. Pendapatan perseroan tercatat naik 57,59% menjadi Rp 113,83 miliar dari sebelumnya Rp 72,23 miliar. Pendapatan voucher isi ulang pulsa telepon masih menjadi kontributor terbesar dengan pendapatan sebesar Rp 113,43 miiar.
Kemudian, produk jasa pembayaran online atau payment point online bank (PPOB) berkontribusi sebesar Rp 205,85 juta atau naik 63,81% dari sebelumnya Rp 125,66 juta. Selanjutnya, segmen kuota internet dan sewa modem membukukan pendapatan sebesar Rp 154,40 juta dan pendapatan lainnya sebesar Rp 38,45 juta.
Dengan adanya penambahan modal berskema right issue itu, diharap menambah jumlah saham di pasar, dan akan meningkatkan likuiditas saham perseroan.