Grup Telkom Suntik Modal Anak Usaha di Bisnis Data Center Rp 410 M
Grup Telkom, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), memberikan pinjaman jangka pendek atau short term loan kepada anak usahanya yang bergerak di bisnis data center, PT Sigma Cipta Caraka atau Telkom Sigma.
Nilai pinjaman yang diberikan Grup Telkom dalam perjanjian tersebut adalah sebesar Rp 410,68 miliar yang disepakati pada 10 Agustus 2022.
"Tujuan diberikannya pinjaman tersebut untuk memperkuat arus kas Telkom Sigma untuk mendukung rencana konsolidasi data center," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Heri Supriadi, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (15/8).
Transaksi ini merrupakan transaksi afiliasi mengingat, sebesar 56,3% saham Telkom Sigma dimiliki oleh Telkom sebesar 56,39%. Kemudian, sebesar 43,61% dimiliki oleh PT Multimedia Nusantara, anak perusahaan yang sahamnya dimiliki 99,9% oleh Telkom.
Telkom Sigma adalah perusahaan yang diakuisisi oleh Grup Telkom pada 2008 yang bergerak di bisnis layanan teknologi informasi seperti managed services, pengembangan perangkat lunak, integrasi sistem hingga pusat data.
Saat ini, perusahaan menangani lebih dari 500 klien dari berbagai industri seperti kesehatan, sektor perbankan, telekomunikasi, transportasi, dan BUMN.
Sampai dengan semester pertama tahun ini, Telkom Grup tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 13,31 triliun pada periode semester pertama tahun ini. Perolehan laba bersih itu meningkat sebesar 6,89% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 12,52 triliun.
Telkom mengantongi pendapatan sebesar Rp 71,98 triliun, naik 3,60% dari semester pertama tahun lalu Rp 69,48 triliun. Pendapatan terbesar Grup Telkom masih disokong dari pendapatan internet dan data seluler sebesar Rp 33,19 triliun, naik dari posisi Juni tahun sebelumnya sebesar Rp 31,65 triliun.
Lalu, Indihome turut memberikan andil terhadap pendapatan perusahaan sebesar Rp 13,83 triliun. Lainnya, dikontribusi dari pendapatan telepon sebesar Rp 7,01 triliun, pendapatan interkoneksi Rp 4,22 triliun, pendapatan layanan lainnya memberi andil sebesar Rp 2,77 triliun.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, hingga saat ini, Telkom masih melanjutkan langkah transformasi dengan fokus pada lima strategi utama yang bertujuan meningkatkan daya saing (competitive advantage), seperti IPO Mitratel yang telah direalisasikan tahun lalu dan konsolidasi pengembangan bisnis Data Cente
"Perusahaan menyiapkan new growth engine melalui fixed mobile convergence, penguatan kapabilitas B2B IT Services, dan secara selektif berinvestasi pada perusahaan digital," ungkap Ririek.
Dia menilai, pada kinerja semester pertama tahun ini, komposisi pendapatan Telkom bergerak dinamis seiring dengan transformasi perusahaan di mana kontribusi pendapatan dari bisnis digital (digital business) terus meningkat.
Bersamaan dengan kontribusi pendapatan bisnis legacy mengalami penurunan. Pergeseran ini menunjukkan bahwa transformasi perusahaan berada pada jalur yang benar untuk tetap tumbuh secara berkelanjutan sesuai perubahan bisnis ke depan.