Kerek Pendapatan, Antam Genjot Produksi Emas Hingga Nikel
Emiten pertambangan BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), menargetkan peningkatan kinerja keuangan dan produksi di sepanjang tahun ini. Untuk mencapai hal itu, perseroan menerapkan strategi optimalisasi dalam hal produksi, penjualan, dan efektivitas dalam pengelolaan pembiayaan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Elisabeth Siahaan menyampaikan, strategi dalam pengembangan basis pelanggan di dalam negeri terutama untuk pemasaran bubuk emas, bijih nikel, dan bauksit.
"Seiring juga dengan pertumbuhan tingkat penyerapan pasok dalam negeri, Antam juga fokus dalam upaya pengelolaan pembiayaan biaya cermat," kata Elisabeth dalam Public Expose Live 2022, Jumat (16/9).
Dia menjabarkan, untuk target produksi dan penjualan tahun 2022 untuk feronikel yaitu sekitar 24.700 feronikel. Lalu, untuk bijih nikel perseroan menargetkan produksi 12,1 juta wet metrik ton (wmt), sedangkan target penjualan 10,5 juta wmt. Kemudian untuk emas, target penjualan yaitu 28 ton.
Selanjutnya untuk bauksit, target produksi 1,8 juta wet meetrik ton dan target penjualan 1,4 juta wet metrik ton. "Alumina target produksi 126 ribu ton, target penjualan sebesar 120 ribu ton," katanya.
Elisabeth mengungkapkan cash cost diusahakan dapat efektif untuk tahun ini.
Emiten berkode saham ANTM tersebut, membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,52 triliun pada semester I tahun 2022 atau naik 31,49% dari periode sebelum Rp 1,16 triliun. Bersamaan dengan pertumbuhan laba, perseroan juga melaporkan pendapatan Rp 18,77 triliun atau naik 8,67% dari raihan sebelumnya Rp 17,27 triliun.
Pendapatan ini dikontribusi dari penjualan emas Rp 12,28 triliun atau tumbuh 3,47% dari Rp 11,87 triliun dari periode sebelumnya. Selain itu, pendapatan diperoleh dari feronikel sebesar Rp 3,11 triliun atau naik 20,21% dari periode sebelumnya Rp 2,59 triliun. Lalu, untuk penjualan bijih nikel, perseroan mengantongi Rp 2,33 triliun atau naik 14,06% dari tahun sebelumnya Rp 1,04 triliun.
Di samping itu, Antam mencatatkan pertumbuhan 96,28% beban pokok penjualan dari bahan bakar dan batubara pada tahun ini Rp 1,49 triliun. Tahun sebelumnya, perseroan mencatat Rp 759,18 miliar. Lalu, perseroan mencatatkan beban usaha Rp 2,09 triliun atau naik 78,11% dari total sebelumnya Rp 1,17 triliun.