Tambang Grup Northstar Bukukan Kontrak Baru Rp 4,07 T di Australia
Emiten pertambangan milik Grup Northstar, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), melalui entitas perusahaan terafiliasi perseroan, BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia), memperoleh perpanjangan kontrak baru senilai AUD 400 juta yang setara Rp 4,07 triliun dengan asumsi rata-rata Rp 10.108 per AUD.
Kontrak tersebut diperoleh dari BHP dan Mitusbishi Alliance (BMA), terkait jasa penambangan di tambang Goonyella Riverside, sebuah tambang batubara metalurgi yang terletak di Bowen Basin di Central Queensland, Australia.
Perpanjangan kontrak dari BMA bernilai AUD400 juta untuk jangka waktu tiga tahun, dengan opsi diperpanjang selama dua tahun lagi, dengan produksi tahunan rata-rata ditargetkan sebesar 36 mbcm p.a.
Presiden Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk Ronald Sutardja mengungkapkan, perpanjangan kontrak tambang Goonyella merupakan bukti kepercayaan mendalam yang terjalin antara BUMA Australia dan BMA, bersama dengan para peserta joint venture-nya, selama empat belas tahun terakhir.
“Perpanjangan kontrak ini merupakan kemenangan kontrak ketiga bagi BUMA Australia di tahun 2022, dan merupakan strategi perseroan untuk lebih mengembangkan bisnisnya khususnya di Australia,” kata Ronald, dalam keterangan resminya, Senin (19/9).
Secara rinci, perolehan kontrak tersebut, pada 22 Februari 2022, BUMA Australia mengumumkan telah mendapatkan perpanjangan kontrak baru senilai AUD550 juta di tambang Blackwater milik BMA. Kemudian, pada 10 Mei 2022, perusahaan mengumumkan kontrak baru senilai AUD320 juta dengan proyek batubara kokas Broadmeadow East milik Bowen Coking Coal, untuk jangka waktu tiga tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun.
Sampai dengan semester pertama tahun ini, perseroan membukukan pendapatan sebesar USD723 juta, meningkat sebesar 107% dibandingkan periode yang sama pada 2021.
Overburden removal dan produksi batu bara tercatat sebesar 260 juta BCM dan 41 juta ton, tumbuh masing-masing sebesar 83% dan 64% secara year-on-year. EBITDA Perseroan pada semester pertama tahun 2022 mencapai USD164 juta sementara marjin EBITDA berada pada level 26%, meningkat sebesar 125% secara year-on-year. Sebagai dampak dari efisiensi operasional, perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar USD6 juta.
“Kontrak baru ini sekaligus merupakan wujud kepercayaan terhadap kemampuan dan kinerja kami sebagai salah satu operator pertambangan terbesar di Indonesia dan Australia. Semoga kami dapat menjaga momentum positif ini sehingga kami bisa terus meraih peluang untuk pertumbuhan bisnis ke depan,” tutup Ronald.
Pada perdagangan awal pekan ini, harga saham DOID terpantau bergerak melemah 1,40% ke level Rp 422 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 3,64 triliun. Sejak awal tahun, harga sahamnya bergerak menguat 59,85%.