Akuisisi Bank Jasa Jakarta, Harga Saham Astra (ASII) Meroket Nyaris 4%
Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) melonjak3,26% atau 225 poin ke level Rp 7.125 pada penutupan perdagangan Senin (19/9) hari ini, dari level penutupan harga kemarin Rp 6.900. Lonjakan harga saham tak terlepas dari aksi perusahaan mengakuisisi PT Bank Jasa Jakarta senilai Rp 3,87 triliun.
Berdasarkan data RTI, saham ASII dibuka di zona hijau, yakni level Rp 6.950, dan sempat menginjak 3,99% atau 275 poin ke level Rp 7.175. Emiten otomotif ini ditransaksikan pada rentang harga Rp 6.925- Rp 7.225 sepanjang perdagangan hari ini.
Adapun, volume transaksi tercatat sebanyak 52,2 juta saham, dengan nilai perdagangan sebesar Rp 372,49 miliar, dan frekuensi sebanyak 8.320 kali. Kini, kapitalisasi pasar Astra International melonjak ke level Rp 288,45 triliun.
Menurut performa harga, saham ASII tercatat melesat 26,67% dalam kurum enam bulan terakhir dan melonjak 25% dalam perhitungan tahun berjalan atau year to date (YtD).
Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama menilai pergerakan harga saham Astra International memperlihatkan apresiasi para pelaku pasar terhadap aksi korporasi emiten yang diumumkan hari ini.
"Pada perdagangan hari ini, ASII sempat mengalami penguatan 4% lantaran adanya katalis positif dari aksi korporasi Astra untuk mengakuisisi Bank Jasa Jakarta," jelas Nafan kepada Katadata.co.id, Senin (19/9).
Menurut Nafan, rencana Astra untuk menjadikan Bank Jasa Jakarta sebagai bank digital mendapat sambutan positif dari investor saham. Hal ini karena adanya prospek positif pada industri perbankan digital.
Dalam hal ini, kerja sama dengan WeLab juga dinilai memperoleh tanggapan positif. Sejak didirikan pada 2013, WeLab dianggap berhasil mencapai profitabilitas sejak tahun buku 2017.
"Dengan adanya faktor good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik) tersebut diharapkan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja Bank Jasa Jakarta ke depannya," katanya.
Selain sentimen positif dari aksi korporasi perusahaan, secara umum, prospek pemulihan ekonomi mendorong potensi peningkatan kinerja fundamental ASII ke arah yang semakin progresif.
Menurut Nafan, kenaikan harga saham ASII merupakan katalis positif dari kinerja emiten yang semakin progresif, termasuk didorong oleh aksi korporasi emiten.
"Untuk kriteria LQ45, ASII termasuk dalam posisi gainers yang mempengaruhi penguatan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) hari ini," katanya.
Sebelumnya, Astra International, melalui anak usahanya PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial), akhirnya menyelesaikan transaksi akuisisi PT Bank Jasa Jakarta (BJJ). Proses akuisisi dilakukan bersama dengan WeLab melalui WeLab Sky Limited (WeLab Sky).
Pada 1 Juli 2022, Astra Financial dan BJJ menandatangani SSA. Dalam perjanjian disebutkan, Astra Financial mengambil bagian atas 1,13 juta saham baru yang mewakili 49,56% dari seluruh modal BJJ dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,87 triliun. Dalam perkembangan selanjutnya, WeLab Sky Limited, ikut meningkatkan kepemilikan di BJJ menjadi 49,56% saham.
Alhasi, keduanya menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali bank. Nantinya, Astra dan WeLab berencana untuk menjadikan BJJ sebagai bank digital di Indonesia.
Para pemegang saham BJJ telah menandatangani keputusan pemegang saham yang menyetujui transaksi. Astra Financial, BJJ, Welab Sky Limited, PT Widya Raharja Dharma, dan PT Adikarta Graha telah menandatangani akta pengambilalihan saham perusahaan.
Proses penyelesaian transaksi ditandai dengan telah diperolehnya persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan, investasi di BJJ sejalan dengan aspirasi Astra pada pilar jasa keuangan untuk menjadi penyedia layanan jasa keuangan ritel di Indonesia, serta mendukung perkembangan industri jasa keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.