Aldiracita Sekuritas Siapkan Calon Emiten IPO Rp 1,5 T Akhir Tahun
PT Aldiracita Sekuritas Indonesia akan mengantarkan satu perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Rencananya, satu perusahaan tersebut akan melakukan IPO pada akhir 2022, tahun ini.
CEO Aldiracita Sekuritas, Rudy Utomo, membeberkan perusahaan yang akan IPO di akhir tahun nanti nilainya sekitar Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun.
"Aldiracita Sekuritas sendiri sebetulnya ada satu perusahaan yang mungkin pada akhir tahun ini akan IPO,"kata Rudy saat ditemui wartawan, dikutip Rabu (5/10).
Selain itu, Rudy mengungkapkan saat ini pihaknya juga sedang aktif di dalam rencana IPO Obligasi yang akan dilakukan 2 sampai tiga perusahaan. Dia menyebut 2 sampai 3 perusahaan tersebut berasal dari beberapa sektor yang berbeda.
Lanjut, dia mengatakan nilai penerbitan surat utang yang dilakukan perusahaan beragam. Untuk perusahaan besar, katanya dengan nilai obligasi sekitar Rp 1,5 triliun sampai dengan Rp 2 triliun. Sedangkan untuk perusahaan kecil nilai penerbitan obligasi yaitu dengan nilai sekitar Rp 500 miliar.
"Untuk totalnya mungkin antara Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun, ini yang obligasi saja"katanya.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan saat ini terdapat 28 perusahaan yang berada dalam pipeline bursa untuk melantai di tahun ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, dari pipeline tersebut, sebanyak 4 perusahaan masuk kategori perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar, 7 perusahaan dengan aset menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar dan 17 perusahaan beraset skala besar atau di atas Rp 250 miliar.
"Dari 28 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa diantaranya bergerak pada sektor energi, teknologi dan finansial yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun," ungkapnya kepada media.
Bila dirinci berdasarkan asal sektornya, sebanyak 1 perusahaan dari sektor barang baku, 4 perusahaan dari sektor barang konsumen non primer, 3 perusahaan dari sektor barang konsumen primer. Kemudian, 2 perusahaan dari sektor energi, 2 perusahaan dari sektor finansial.
Selanjutnya, sebanyak 4 perusahaan berasal dari sektor kesehatan, 2 perusahaan dari sektor industri, 1 perusahaan dari sektor infrastruktur, 1 perusahaan dari sektor properti dan real estat. Sedangkan, lainnya berasal dari sektor teknologi sebanyak 5 perusahaan dan 3 perusahaan berasal dari sektor transportasi dan logistik.