Laba AKRA Melesat 96% Jadi Rp 1,56 Triliun di Q3, Ini Penyebabnya

Patricia Yashinta Desy Abigail
25 Oktober 2022, 19:16
Laba AKRA Melesat 96% Jadi Rp 1,56 Triliun di Q3, Ini Penyebabnya
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
kendaraan milik warga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU BP-AKR, Jakarta. AKR mencatatkan kenaikan laba bersih 96% menjadi Rp 1,56 triliun pada kuartal ketiga tahun ini.

Emiten distributor bahan bakar minyak (BBM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,56 triliun pada kuartal ketiga tahun ini. Perolehan laba tersebut meningkat 96,21% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 796,98 miliar.

Presiden Direktur AKR Corporindo, Haryanto Adikoesoemo, mengatakan model bisnis AKR yang teruji waktu dan didukung oleh platform teknologi informasi yang inovatif telah memungkinkan perusahaan untuk mengelola fluktuasi harga, memelihara persediaan, dan menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan.

"AKR juga telah mempertahankan pengendalian biaya yang ketat dan meningkatkan efisiensi yang juga mendorong perusahaan untuk memberikan hasil yang kuat," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (25/10).

Berdasarkan laporan keuangan AKR Corporindo, pendapatan perseroan mencapai Rp 34,37 triliun atau naik 101,31% dari tahun lalu periode yang sama Rp 17,07 triliun.

Kontribusi kenaikan pendapatan perseroan berasal dari perdagangan dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kimia dasar serta lainnya dengan raihan Rp 33,10 triliun atau naik 110%. Pada tahun lalu di periode yang sama perseroan hanya meraih Rp 15,78 triliun.

Bersamaan dengan pendapatan yang naik, perseroan juga melaporkan beban pokok penjualan dan pendapatan Rp 31,86 triliun atau naik 103% dari periode sebelumnya yaitu Rp 15,67 triliun. Adapun, beban pokok pendapatan terbesar yaitu dari BBM dan kimia dasar mencapai Rp 30,72 triliun atau naik 111% dari periode sebelum sebesar Rp 14,55 triliun.

Adapun, liabilitas yang dicatatkan oleh AKR Corporindo Rp 14,54 triliun atauu naik 19,07% dari tahun sebelumnya Rp 12,20 triliun. Sedangkan untuk total ekuitas perseroan tercatat Rp 12,13 triliun atau naik 7,36% dari tahun lalu Rp 11,29 triliun. Di samping itu, total aset yang dicatatkan perseroan pada kuartal tiga yaitu Rp 26,66 triliun atau naik 13,44% dari tahun sebelumnya Rp 23,50 triliun.

Mengenai prospek bisnis perusahaan, Haryanto mengatakan permintaan bahan kimia dasar dan produk BBM yang didistribusikan perseroan ke berbagai sektor ekonomi termasuk manufaktur, pertambangan, bunker, sektor transportasi terus mengalami peningkatan. Hal tersebut seiring dengan perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan pertumbuhan; permintaan mineral seperti nikel, bauksit, tembaga dan juga batubara yang ditambang di Indonesia semakin meningkat.

"Dengan kondisi geopolitik saat ini dan era transisi ke energi terbarukan, perseroan melihat prospek pertumbuhan yang baik dan kami yakin dapat memenuhi atau melampaui target tahun ini," katanya.

Haryanto juga menyampaikan dalam Proyek JIIPE, perseroan melihat permintaan yang baik dari investor asing dan domestic. Perseroan juga melihat prospek yang baik untuk penjualan tanah dari persediaan tanah besar yang siap dijual.

Adapun perseroan menargetkan investor yang memiliki kebutuhan pelabuhan, kebutuhan utilitas besar, sehingga dapat mendorong recurring income perseroan. Secara keseluruhan, pihaknya melihat perkembangan ini memungkinkan perusahaan untuk memonetisasi aset di JIIPE sambil berkontribusi pada keseluruhan pertumbuhan investasi di Indonesia.

 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...