Investor GOTO Jual 5,7 Miliar Saham Cuma Rp 2, Ini Alasannya
Investor saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus berupaya melepas saham emiten teknologi Tanah Air ini sejak periode penguncian atau lock up saham dibuka mulai 1 Desember 2022 lalu.
Hal yang menarik perhatian, di pasar negosiasi, terdapat transaksi saham GOTO sebanyak 5,7 miliar saham dengan nilai Rp 11,4 miliar, setara dengan harga rata-rata Rp 2 per saham. Hal itu terjadi di tengah penurunan harga saham GOTO akhir pekan lalu yang mencapai 6,38% ke level Rp 132, hingga terkena auto reject bawah (ARB).
Apa alasan investor menjual saham dengan nilai hanya Rp 2 per saham?
Koesoemohadiani, Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia menjelaskan, dengan berakhirnya periode lock up saham GOTO, maka Program Opsi Saham Karyawan dan Konsultan (Shares Option Program) yang dikelola oleh GoTo Peopleverse Fund (GPF) juga dapat mulai dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang telah dipaparkan dalam prospektus perseroan.
"Dapat kami sampaikan bahwa transaksi saham di pasar negosiasi yang dimaksud merupakan bagian dari pelaksanaan dari Shares Option Program," ujar Koesoemohadiani dalam pernyataan tertulis yang diperoleh Katadata.co.id, Senin (5/12).
Menurut dia, para partisipan yang menerima opsi saham ini dapat melaksanakan opsi saham yang dimilikinya.
Meskipun opsi saham diberikan secara cuma-cuma kepada setiap partisipan sebagai bonus dan/atau imbalan atas masa bakti atau jasa, tapi mereka harus membayar penuh harga pelaksanaan opsi saham kepada GPF agar dapat memperoleh saham GoTo.
Hal ini dilakukan dengan cara, GPF mengalihkan saham GoTo yang dimilikinya melalui pasar negosiasi para partisipan yang melaksanakan hak opsi sahamnya.
"Sesuai informasi yang tertera di prospektus, harga pelaksanaan opsi saham berkisar antara Rp 2 - Rp 202 per saham, bergantung pada perjanjian opsi saham antara GPF dan masing-masing karyawan," sebutnya.
Sebelumnya, di hari pertama pembukaan lock up saham pada 1 Desember lalu, investor menjual 20,1 miliar saham dengan penawaran Rp 141, atau akumulasinya mencapai Rp 2,8 triliun. Namun, volume saham yang berhasil ditransaksikan sampai penutupan perdagangan hanya 461,8 juta saham atau senilai Rp 65,1 miliar. Porsi saham yang terjual hanya 2% dari total penawaran yang ada.