Bank Banten (BEKS) Jual 10% Saham Baru untuk Capai Batasan Modal Inti
PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement di tahun depan. Bank dengan kode emiten BEKS ini akan melakukan private placement 5,18 miliar saham Seri C dengan nominal Rp 50.
Dalam prospektus perseroan, Selasa (20/12) disebutkan bahwa jumlah saham baru itu setara 10% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Adapun harga yang akan ditetapkan akan diumumkan kemudian di dalam keterbukaan informasi.
"Private placement ini dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan OJK tentang Konsolidasi Bank Umum. Bank Banten sebagai bank pembangunan daerah memiliki kewajiban pemenuhan modal inti sebesar Rp 3 triliun paling lambat pada tanggal 31 Desember 2024,” tulisnya.
Bank Banten akan menggunakan dana dari aksi korporasi ini untuk pengembangan bisnis. Khususnya untuk penyaluran kredit, serta penguatan struktur keuangan perseroan, termasuk untuk pengembangan teknologi dan untuk sarana pendukung kegiatan operasional.
Sesuai POJK No.12/2020, Bank Banten juga berencana untuk membuka ruang konsolidasi melalui skema pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) terhadap Bank yang telah dimiliki. Sehingga, Bank Banten akan berada dalam satu kelompok bank yang memiliki keterkaitan kepemilikan dan atau pengendalian.
Dalam hal ini, Bank Banten akan melakukan sinergi dengan satu perusahaan atau satu bank yang akan menjadi pemegang saham pengendali dalam KUB dimaksud.
Untuk memuluskan rencana aksi korporasi ini, Bank Banten akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa pada Rabu, 25 Januari 2023 pukul 10.00 WIB. Peserta berhak terlibat dalam rapat tersebut dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham pada 2 Januari 2023.
Per 30 September 2022, Bank Banten memiliki modal inti sebesar Rp 1,35 triliun. Lalu menjadi Rp 1,33 triliun di posisi bulan November 2022. Dari sisi penyaluran kredit perseroan mencatatkan kenaikan kredit menjadi sebesar Rp 3,65 triliun atau naik 18,47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.