Sempat Tertunda, Samudera Indonesia Stock Split 5:1 Akhir Januari
Emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) berencana melakukan pemecahan saham atau stock split pada akhir Januari 2023. Sebelumnya perseroan sempat menunda aksi korporasi stock split.
Berdasarkan keterbukaan informasi, tanggal efektif pemecahan nilai saham yakni 31 Januari 2023.
“Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar, 30 Januari 2023,” ujar manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (25/1).
Sementara itu saham SMDR mulai diperdagangkan dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi pada 31 Januari 2023. Kemudian nilai nominal baru saham SMDR akan mulai diperdangkan di pasar tunai mulai 2 Februari 2023.
SMDR berencana berencana memecah saham dengan rasio 1:5 dari nominal sebelumnya Rp 25 menjadi Rp 5. Adapun, jumlah saham sebelum stock split sebanyak 3,27 miliar dan setelah stock split menjadi 16,37 miliar lembar. Hal ini berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 9 November 2022.
Adapun, pada perdagangan hari ini, Rabu (25/1) SMDR ditutup dalam zona hijau dengan kenaikan 8,77% ke level Rp 2.170 per saham.
Sebagai informasi, sebelumnya Samudera Indonesia mengumumkan penundaan pelaksanaan stock split yang sudah disetujui pemegang saham awal November lalu. Merujuk pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 November 2022, Direksi SMDR mengumumkan akan menunda pelaksanaan pemecahan saham. Penundaan ini tidak berdampak pada material, kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan atau kelangsungan usaha SMDR.
Alasan perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham nominal saham adalah pertama untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan untuk meningkatkan jumlah saham perseroan yang beredar di masyarakat.
Melalui aksi ini, perseroan berharap dapat meningkatkan jumlah saham yang beredar di masyarakat. Lalu membantu meningkatkan daya tarik investor dengan menjadikan harga saham menjadi lebih terjangkau, terutama bagi para investor ritel. "Serta juga dapat meningkatkan eksposur perseroan," ujar manajemen.
Sebelumnya pada 2017 perseroan juga pernah melakukan stock split dengan rasio 1:20. Setelah aksi korporasi berlangsung, volume perdagangan harian saham perseroan meningkat. Di mana volume perdagangan harian meningkat dari rata-rata 2 juta transaksi saham per hari menjadi 6 juta transaksi saham per hari.