IFG Bukukan Laba Rp 3,4 Triliun di 2022, Pendapatan Naik 20%
Holding asuransi BUMN, Indonesia Financial Group (IFG) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 0,5% menjadi Rp 3,44 triliun sepanjang 2022 atau year on year (YoY) dibandingkan tahun 2021 yaitu Rp 3,42 triliun.
Direktur Utama Indonesia Financial Group atau IFG, Robertus Billitea mengatakan kenaikan laba bersih berasal dari kenaikan pendapatan underwriting, jasa keuangan dan pengelolaan gedung.
"Selain itu didorong dari kenaikan hasil investasi, dan kenaikan pendapatan penerimaan denda sumbangan wajib pada Jasa Raharja, serta beberapa anak usaha lain yang bergabung dalam holding," katanya dalam paparan di Komisi VI DPR, Senayan, Senin (30/1).
Sepanjang 2022, IFG mencatatkan kenaikan pendapatan premi secara konsolidasi sebesar 0,5% menjadi Rp 26,84 triliun dibanding periode 2021 yaitu Rp 26,71 triliun. Robertus menyebut, kenaikan tersebut didorong oleh IFG Life Rp 830 miliar, Jamkrindo Rp 578 miliar, dan Jasa Raharja Rp 212 miliar.
Di sisi lain, pendapatan usaha konsolidasi naik 20% menjadi Rp 10,50 triliun dibandingkan tahun 2021 Rp9,30 triliun. Kenaikan pendapatan itu terutama dikontribusi dari hasil investasi IFG Life Rp 1,1 triliun, Jasindo Rp 297 miliar, serta Jasa Raharja Rp 262 miliar.
Robertus menambahkan, Jasindo mencatat perbaikan tingkat kesehatan pada kinerja fundamental perusahaan dengan mencatat Risk Based Capital (RBC) menjadi positif sejak akhir tahun lalu menjadi 137,21%.
Hal ini terjadi karena implementasi Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) yang ketat dari anak perusahaan dan dukungan holding dalam memberikan pinjaman pemegang saham (shareholder loan) sebesar Rp 250 miliar.
Selain itu, Robertus menyampaikan IFG masih mendukung sektor riil dengan memberikan penjaminan Kredit Usaha Rakyat atau KUR dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Adapun, anak usahanya yaitu PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Jamkrindo, IFG memberikan jaminan kredit kepada total 55,7 juta penerima KUR dan 2,5 juta penerima PEN.
Robertus memaparkan, Askrindo melakukan penjaminan KUR kepada 29,7 juta penerima sejumlah Rp 770,7 triliun. Di mana hal ini berkontribusi terhadap penyerapan lapangan pekerjaan sebesar 52,8 juta.
Sementara, Askrindo memberikan jaminan 40,9 ribu penerima untuk PEN sebesar Rp 25,4 triliun, yang menyerap lapangan kerja sebanyak 872,7 ribu.
Jasindo melakukan penjaminan KUR atas 26 juta penerima dengan nilai Rp756,9 triliun, yang membuka lapangan kerja sebanyak 35,1 juta. Untuk PEN, perusahaan tersebut menjamin 2,1 juta penerima dengan nilai Rp33,3 triliun dan menyerap lapangan kerja sebesar 2,4 juta.
Selain itu, melalui anak perusahaan Bahana Artha Ventura, IFG juga menyalurkan pembiayaan di sektor ultramikro (UMi) senilai Rp 2 triliun. Pembiayaan tersebut terhitung dari periode 2017 hingga tahun lalu. Penyaluran UMi tersebut dilakukan melalui 23 mitra strategis perusahaan modal ventura daerah dan 44 koperasi dengan mekanisme channeling.
Melalui Jasindo, IFG juga memberikan perlindungan asuransi atas risiko gagal panen yang dihadapi petani dan peternak sapi, antara lain melalui asuransi tani padi terhadap 8,1 juta petani dan asuransi ternak sapi terhadap 320 ribu peternak.
“Kami memahami sektor UMKM menjadi andalan dalam menjaga pertumbuhan nasional. IFG akan terus melanjutkan mandat pemerintah dalam mendukung pertumbuhan sektor UMKM dan UMi ke depan,” katanya.