Apa Dampak Penurunan Harga Batu Bara ke Orang Terkaya di Indonesia?
Harga batu bara kian ambles di sepanjang tahun 2023. Adapun Low Tuck Kwong kekayaannya melejit berkat kenaikan harga batu bara dan mengantarnya ke posisi nomor satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes Real Time Billionaires.
Lantas dengan penurunan harga batu bara bagaimana pengaruhnya ke kekayaan Low Tuck Kwong. Apalagi saat ini kisruh perusahaan Adani Group milik mantan orang terkaya nomor tiga dunia dan nomor satu di Asia Gautam Adani membuat harga batu bara bisa semakin tertekan.
Sebab di tengah penurunan harga batu bara dunia, Adani menurut spekulasi menjual batu baranya di pasar dengan harga diskon. Adani seperti diketahui mempunyai tambang batu bara besar di Kalimantan.
“Kabar Groups Adani baru spekulasi di pasar, tapi harga batu bara turun karena musim digin Eropa tidak separah perkiraan awal lalu dan pasokan gas mencukupi di wilayah Eropa,” kata Direktur Equator Swarna Capital Hans Kwee kepada Katadata, Senin (13/2).
Tahun lalu harga saham emiten pertambangan batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa (all time high). Saham BYAN mayoritas dimiliki oleh Low Tuck Kwong selaku pemegang saham pengendali.
Namun saat ini kondisi tersebut tak sama. Secara year to date (ytd) harga saham Bayan turun 10,2% ke level Rp 18.850. Adapun dalam satu bulan terakhir, saham BYAN merosot 5,4%. Pada perdagangan Jumat (10/2) saham BYAN pun harus kembali turun 1,9%. Sementara pada perdagangan Senin (13/2) saham BYAN mampu berada di zona hijau.
“Soal penurunan harga batu bara pasti ada pengaruh karena Low Tuck Kwong bertambah kaya seiring harga saham BYAN naik tinggi karena harga batu bara naik banyak,” ujar Hans.
Saat ini, harga batu bara termal di ICE Newcastle, Australia turun. Harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Maret 2023 turun hingga 16,9% pada Kamis (9/2) menjadi US$ 191,5 per ton dari US$ 229 pada perdagangan sebelumnya. Ini merupakan level terendah sejak 22 Maret 2022.
Sedangkan harga untuk pengiriman Februari turun US$ 13,85 atau 5,78% menjadi US$ 225,5 per ton. Dengan koreksi tersebut, harga batu bara ICE Newcastle telah merosot 43,6% sepanjang tahun ini.
“Salah satu faktor utamanya adalah pasokan gas yang lebih tinggi dari perkiraan di Eropa setelah musim dingin yang ringan. Impor batu bara di Eropa cenderung menunjukkan penurunan 30% secara tahunan dan 23% secara bulanan pada Januari,” ucap Hans.
Sementara itu harga batu bara termal melanjutkan penurunannya dengan kontrak Maret Rotterdam turun mendekati 5% ke level terendahnya pada Februari tahun lalu. Kontraknya turun 37% sepanjang tahun ini.
Harga batu bara termal sempat menyentuh level tertingginya sepanjang masa di US$ 450 per ton pada Oktober 2022 setelah perang Rusia-Ukraina memicu kelangkaan pasokan.
Dari sisi kapitalisasi pasar, saham Bayan masih menempati urutan terbesar ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Level tersebut merupakan yang tertinggi setidaknya dalam lima tahun terakhir. Pada akhir 2021, saham BYAN masih berada di bawah Rp 3.500 per sahamnya. Namun, sejak awal tahun 2022, saham Bayan terus melesat, membuat harta kekayaan pemiliknya, Dato Low Tuck Kwong, terus melejit. Hal ini turut menjadikan konglomerat Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya pertama di Indonesia menurut Forbes, mengalahkan pemilik Grup Djarum.
Merujuk data The Real-Time Billionaires, pada Minggu (12/2), Low Tuck Kwong masih menempati posisi nomor satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersihnya tercatat senilai US$ 26,3 miliar atau setara Rp 394,50 triliun, rerata kurs Rp 15.000 per US$.
Nilai ini lebih tinggi dari kekayaan R. Budi Hartono dengan kekayaan US$ 24,1 miliar atau Rp 361,50 triliun. Sedangkan, Michael Hartono tercatat memiliki kekayaan US$ 23,2 miliar atau Rp 348 triliun.
Lalu dengan makin menurunnya harga baru bara, apakah posisi nomor satu di Indonesia masih akan terus dipegang bos Bayan Resources tersebut atau kembali dipegang oleh duo Hartono pemilik Grup Djarum.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan, sejalan dengan melesatnya harga komoditas energi, seperti batu bara dan migas membuat emiten tersebut diproyeksikan memiliki kinerja baik di sepanjang tahun 2022. Namun untuk batu bara sendiri harganya telah mengalami penurunan tajam, sejalan dengan inflasi di Eropa yang mulai melandai.
“Harga batu bara yang merosot dapat menurunkan average selling price, sehingga berpotensi menyurutkan kinerja keuangan emiten batu bara di tahun 2023,” kata Ratih.