Jasa Marga Berencana Jual Sebagian Saham Jasamarga Transjawa Rp 4,5 T
Emiten pengelola jalan tol BUMN, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sedang berencana untuk melepaskan kepemilikan usaha, PT Jasamarga Transjawa Tol melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement untuk mendatangkan investor strategis.
Melansir Bloomberg, Jasa Marga akan memperoleh sekitar US$ 300 juta. Jika mengacu kurs di Rp 15.168 per dolar Amerika Serikat (AS), nilai transaksinya mencapai Rp 4,55 triliun.
“Perusahaan yang terdaftar di Jakarta itu dapat memperoleh sekitar US$ 300 juta dalam penjualan saham di PT Jasamarga Transjawa Tol," jelas sumber Bloomberg yang tak ingin disebutkan namanya, Rabu (15/2).
Saat dikonfirmasi Bloomberg, Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan telah menunjuk BNI Sekuritas untuk mengurus pelepasan saham perusahaan yang mengoperasikan Jalan Tol Trans Jawa ini.
Jasa Marga telah memilih PT BNI Sekuritas untuk dijual, kata Direktur Utama Subakti Syukur menanggapi pertanyaan dari Bloomberg News.
Secara terpisah Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo membenarkan bahwa Jasa Marga akan mengadakan private placement untuk mencari investor strategis.
Seorang juru bicara Jasa Marga mengatakan pihaknya menargetkan kuartal ketiga untuk penyelesaian kesepakatan.
Ketika dikonfirmasi Bloomberg, baik Syukur maupun Wirjoatmodjo menolak mengomentari besaran penempatan tersebut. Perwakilan BNI Sekuritas tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Jasamarga Transjawa Tol mengoperasikan jaringan jalan tol di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, menurut situs web perusahaan.
Sebagai informasi, emiten berkode JSMR tersebut mencatatkan kenaikan pendapatan 10,24% menjadi Rp 11,72 triliun pada kuartal ketiga tahun 2022. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 10,63 triliun.
Naiknya pendapatan Jasa Marga dikontribusi dari pendapatan tol Rp 9,32 triliun atau naik 22,57% menjadi Rp 7,60 triliun. Pendapatan lainnya juga dikontribusi dari pendapatan konstruksi sebesar Rp 1,50 triliun yang turun 36,46% dari periode sebelumnya Rp 2,37 triliun.
Selain dari perolehan konstruksi, perseroan mengantongi pendapatan dari usaha lainnya Rp 892,06 milair atau naik 36,29% dari sebelumnya hanya Rp 654,52 miliar.