Penjualan Batu Bara Moncer, ADMR Bukukan Laba Rp 5,06 Triliun di 2022
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 332,2 juta, setara Rp 5,06 triliun dengan kurs Rp 15.235 per dolar hingga kuartal IV 2022. Laba emiten bersandi ADMR ini naik 114,4% pada periode yang sama 2021 yaitu US$ 155,11 juta atau setara Rp 2,36 triliun.
Seiring naiknya laba, Adaro Minerals mencatatkan kenaikan pendapatan 97,34% menjadi US$ 908,1 juta, setara Rp 13,8 triliun dibanding periode 2021 yaitu US$ 460,1 juta.
Meningkatnya pendapatan ADMR dikontribusi oleh penjualan batu bara kepada pihak berelasi US$ 556,4 juta, setara Rp 8,4 triliun. Raihan tersebut melaju 53,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelum yaitu US$ 362,08 juta.
Jasa lain yang diberikan perusahaan turut memberikan kontribusi terhadap pendapatan ADMR yang tercatat meraih US$ 2,6 juta, setara Rp 41,08 miliar hingga akhir 2022. Pendapatan dari jasa lain perseroan melambung hingga 281,15% dari tahun lalu US$ 707,5 ribu.
Selain itu, penjualan batu bara kepada pihak ketiga meningkat hingga tembus 258,41% menjadi US$ 349,01 pada kuartal IV 2022 dari periode yang sama tahun sebelum yaitu US$ 97,37 juta.
Adaro Minerals Indonesia mencatatkan beban pokok pendapatan US$ 373,2 juta atau Rp 5,6 triliun hingga akhir 2022. Beban pokok perusahaan naik 69,86% dibandingkan pada kuartal IV 2021 yaitu US$ 219,7 juta. Rinciannya, total beban pokok pendapatan penjualan batu bara US$ 370,32 juta, naik 70,23% dibandingkan sebelumnya yaitu US$ 217,53 juta.
Lalu, total beban pokok pendapatan dari jasa lainnya tercatat naik 32,56% menjadi US$ 2,89 juta dibandingkan periode sebelumnya pada 2021 yaitu US$ 2,18 juta. Beban usaha perseroan juga tercatat meningkat 202,67% menjadi US$ 74,63 juta hingga akhir 2022 dari tahun sebelumnya US$ 24,65 juta.
Perseroan juga mencatatkan ekuitas US$ 569,3 juta, setara Rp 8,6 triliun sepanjang 2022. Ekuitas ADMR naik 177,1% dibandingkan periode Desember 2021 yaitu US$ 205,4 juta.
Sementara, liabilitas perseroan justru menurun 5,64% menjadi US$ 717,3 juta, atau Rp 10,9 triliun hingga akhir 2022 dari periode Desember tahun sebelumnya yaitu US$ 760,2 juta.
Adapun, aset Adaro Minerals Indonesia naik 33,23% menjadi US$ 1,28 miliar, setara Rp 19,6 triliun sepanjang 2022 dibanding periode Desember 2021 sebesar US$ 965,7 juta.
Pada perdagangan Kamis ini (2/3), harga saham ADMR terpantau melemah 3,35% ke level Rp 1.300 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 53,15 triliun. Sejak awal tahun, saham anak usaha Adaro Energy Indonesia ini juga masih terkoreksi 23%.