Merdeka Battery Akan Fokus Rampungkan HPAL Tahap Satu Usai IPO
Anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yaitu, PT Merdeka Battery Materials Tbk akan memfokuskan untuk penyelesaian tahap satu fasilitas teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) usai pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO). HPAL merupakan teknologi pengolahan untuk pemurnian nikel limonit.
Dalam aksi korporasi tersebut, Merdeka Battery akan melepas sebanyak 10,24% saham ke publik dengan kisaran harga awal Rp 780-795 per saham. Sehingga, perseroan berpotensi meraih dana IPO hingga Rp 8,74 triliun.
"Yang menjadi fokus utama kami adalah bagaimana menyukseskan penyelesaian tahap satu fasilitas HPAL sedang dibangun dengan kapasitas 6.000 ton," kata Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan, Kamis (30/3), dalam konferensi pers di Jakarta.
Dirinya menyampaikan, total kebutuhan investasi untuk fasilitas HPAL tahap satu berkisar US$ 1,28 miliar atau sekitar Rp 19,84 triliun untuk kapasitas 60 ribu ton. Selain itu perseroan juga menargetkan di tahap awal pada 2025, HPAL diperkirakan dapat berkontribusi sekitar 25% dari EBITDA.
"Ke depannya kami akan terus meningkatkan kapasitas daripada HPAL menjadi 240 ribu ton, tentunya ini akan menjadi komponen atau penyumbang besar dibandingkan proyek hilirisasi yang lain berdasarkan proyek yang kami lakukan saat ini," katanya.
Lalu, faktor yang mejadi penentu kontribusi misalkan dari harga nikel, dari harga input dan output juga memiliki harga yang berfluktuasi. Dirinya yakin hal tersebut menjadi komponen yang berkontribusi dari proyek yang sudah dijalankan.
"Pada tahap awal 60 ribu dulu, ini akan selesai 2025. Lalu terus dilanjutkan karena ada rencananya ada dua HPAL," ungkapnya. Namun dirinya menyampaikan HPAL kedua tersebut masih dalam tahap negosiasi dengan calon partner.
Di samping itu, Devin juga mengatakan bahwa melalui IPO ini MBMA akan memiliki dukungan yang lebih kuat untuk mengeksekusi setiap rencana strategis perusahaan di masa mendatang.
Sebagai pemilik tambang nikel dengan salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel, MBMA berada dalam posisi yang baik untuk mengambil kesempatan dalam hilirisasi rantai nilai baterai kendaraan listrik, didukung oleh teknologi dan sumber daya manusia teruji.
“Saat ini kami masih berada pada fase awal untuk berekspansi ke industri hilir di sepanjang rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik yang akan terintegrasi secara vertikal dengan sumber daya nikel yang mampu berproduksi lebih dari 20 tahun," kata Devin.
Devin optimistis, melalui IPO perusahaan tersebut akan mengoptimalkan sumber dana untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan bermotor listrik dunia di masa depan.
Hal tersebut didukung oleh perusahaan riset Wood Mackenzie yang memperkirakan penetrasi kendaraan bermotor listrik secara global pada tahun 2040 mencapai 69% dibandingkan prenetrasi sebesar 19%. Bahkan penjualan kendaraan listrik di dunia yang meningkat 16 menjadi 93 juta kendaraan antara 2022 dan 2040.
Wakil Presiden Direktur MBMA Jason Greive mengatakan sumber pendapatan perusahaan masih berasal dari operasional smelter RKEF yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas terpasang produksi agregat mencapai 38.000 Ni per tahun per 30 September 2022.
Setelah pembangunan atau komisioning smelter RKEF baru, tambang SCM dan proyek AIM I, MBMA diproyeksikan akan dapat menghasilkan 88.000 Ni per tahun dan 1,2 juta ton asam per tahun.
"Kegiatan usaha yang dijalankan senantiasa mengikuti regulasi yang ditetapkan oleh Pemerintah," kata Jason.
"Perusahaan juga berkomitmen untuk menjalankan proses bisnis sesuai dengan prinsip tata kelola Environmental, Social and Governance. Ini merupakan salah satu bentuk dukungan perusahaan untuk mencapai target net-zero emission pada 2050."