Kapal Api Klarifikasi Pesangon tak Dibayar, Ini Profil Agel Langgeng
Sepekan belakangan, media sosial diramaikan oleh aksi sejumlah karyawan PT Agel Langgeng yang berdemo di depan rumah Soedomo Mergonoto, CEO PT Kapal Api Global. Para karyawan menuntut pembayaran tunjangan hari raya (THR) dan pesangon pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 273 pekerja di PT Agel Langgeng.
Dalam konferensi pers yang digelar di DPP Apindo Jawa Timur, Surabaya, pada Rabu (12/04), Direktur PT Agel Langgeng Edi mengatakan PHK dilakukan karena penutupan pabrik di Kabupaten Pasuruan sejak 10 Januari 2023 akibat kerugian yang terus-menerus dialami selama empat tahun terakhir. Penutupan itu merupakan bentuk efisiensi yang dilakukan perusahaan.
Menurut Edi, dari 273 karyawan yang terkena PHK, 123 pekerja di antaranya telah bersedia menerima hak pesangon sesuai dengan Perppu Cipta Kerja yang berlaku saat ini. Namun, sebanyak 150 karyawan lainnya menolak jumlah pesangon yang diberikan.
Dalam sebuah potongan wawancara dengan Soedomo yang beredar di media sosial TikTok yang dilakukan oleh @cak_sholeh, Soedomo menyatakan hal serupa. Ia menyatakan 150 karyawan itu menuntut jumlah pesangon lebih besar, mengikut ketentuan undang-undang ketenagakerjaan sebelum UUCK disahkan.
Ia mengatakan sudah menawarkan solusi untuk memberikan pinjaman kepada mantan karyawan dengan besaran sejumlah pesangon yang dibayarkan. Pinjaman itu diberikan sebagai jalan tengah agar para mantan karyawan yang masih belum puas dengan jumlah pesangon yang diberikan perusahaan, dapat memenuhi kebutuhan berlebaran terlebih dahulu.
Sembari pinjaman diberikan, ia mempersilakan karyawan untuk menyelesaikan perselisihan ini di Pengadilan Hubungan Industrial. "Jika nanti hakim menyatakan perusahaan harus membayar lebih, kami akan membayar sisanya," kata Soedomo.
Soedomo menyebutkan penutupan pabrik di Pasuruan dilakukan karena perusahan merugi dan pabrik direncanakan untuk direlokasi. Selain itu, ia mengatakan demonstrasi yang dilakukan di depan rumahnya tak tepat.
Menurut Soedomo, ia bukan pemegang saham mayoritas perusahaan. "Saya hanya pemegang saham 20% dan selama sepuluh tahun terakhir, saya cuma sekali saja datang ke pabrik. Karena sering rugi selama lima tahun terakhir, saya serahkan ke profesional," kata dia.
Dalam konferensi pers di Apindo, GM Marketing PT Santos Jaya Abadi, Pupuk Sugiharto, mengatakan tidak ada sangkut pautnya antara Kapal Api dengan PT Agel Langgeng karena berbeda manajemen. PT Santos Jaya Abadi merupakan produsen kopi bubuk dalam kemasan dengan merek Kapal Api.
Agel Langgeng, Anak Usaha PT Kapal Api Global yang Memproduksi Permen
Mengutip dari situs resmi perusahaan, PT Agel Langgeng merupakan salah satu anak usaha PT Kapal Api Global. Agel Langgeng didirikan di Bekasi pada 1991 dengan produk utama Permen Relaxa yang dirilis ke pasar pada 1993.
Saat itu, Relaxa menjadi permen wangi pertama di pasar Indonesia. Penjualan yang diklaim terus meningkat membuat sebuah pabrik didirikan di Pasuruan, Jawa Timur, dibangun khusus untuk produksi dan penyediaan produk bagi pasar Indonesia Timur.
Pada 1998, Agel memproduksi permen Gingerbon, yang diklaim sebagai permen jahe modern pertama di Indonesia. Kemudian merilis Espresso, permen isi kopi pada 2004, dan permen teh hijau Bontea Green pada 2008.
Baru pada 2010 Agel memproduksi permen Kapal Api yang dibuat berdasarkan merk kopi yang menjadi bisnis utama Kapal Api Global. Setahun setelah itu, perusahaan membuat biskuit yang terbuat dari oat, Oatbits.
Dalam situs resmi Kapal Api Global, Agel memiliki tiga pabrik yang berlokasi di Bekasi Barat, Pasuruan, dan Cikampek. Perusahaan ini berkantor pusat di Pondok Ungu, Bekasi Barat.