Rugi Rp 1 T di Kuartal I, Bukalapak Bidik Pendapatan Naik 22% di 2023
Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) targetkan pertumbuhan pendapatan hingga 22% untuk sepanjang tahun 2023.
Presiden Direktur Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan, untuk pendapatan atau revenue di tahun 2023, perseroan membidik antara Rp 4,25 triliun hingga Rp 4,75 triliun.
“Di kuartal pertama kami dapat revenue Rp 1 triliun, berarti kita capai 22% dari target,” kata Teddy dalam media gathering Bukalapak, Kamis (4/5).
Hingga akhir Maret 2023, jumlah mitra yang telah terdaftar dalam Bukalapak mencapai 16,8 juta atau meningkat dari 16,1 juta pada akhir Desember 2022.
"Marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77% dibandingkan kuartal I 2022, menjadi Rp 517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi,” kata Teddy.
Perusahaan membukukan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) disesuaikan senilai negatif Rp 209 miliar pada kuartal I 2023 atau naik sebesar 44% secara tahunan.
Teddy menargetkan, EBITDA bisa berbalik positif pada akhir tahun 2023. Karena ia menilai pertumbuhan Bukalapak akan merugi apabila EBITDA masih mencatatkan negatif.
Berbalik Rugi
Dalam laporan keuangan, BUKA mencatatkan rugi bersih Rp 1,08 triliun pada kuartal I 2023. Padahal, periode yang sama tahun lalu perseroan catatkan laba Rp 14,6 triliun.
Teddy mengatakan sebagian besar kerugian mereka pada kuartal I tahun ini dipengaruhi laba investasi yang menurun.
"Penurunan tersebut terutama karena di kuartal I 2022 perseroan mendapatkan laba yang substansial dari laba nilai investasi di PT Allo Bank Tbk," kata Teddy.
Pada kuartal I 2022 Bukalapak memang sempat membukukan laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp 15,5 triliun.
Namun pada kuartal I 2023 nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi itu anjlok drastis hingga menjadi minus atau rugi Rp 783,7 miliar.