PT Timah Siapkan Capex Rp 950 M untuk Tambah Kapasitas Produksi
PT Timah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 950 miliar untuk pengembangan bisnis perusahaan pada 2023. Dana tersebut sudah termasuk untuk operasional anak usaha.
Sekretaris Perusahaan PT Timah, Abdullah Umar Baswedan, mengatakan pendanaan tersebut akan dipakai untuk perawatan kapal isap yang digunakan untuk produksi timah dari kegiatan pertambangan laut atau offshore.
Perusahaan juga akan memanfaatkan alokasi belanja modal untuk menambah kapasitas produksi komoditas hilir tin solder dan tin chemical pada anak usaha, yakni PT Timah Industri yang terletak di Kota Cilegon, Banten. "Sumber dana dari internal dan utang," kata Abdullah di Penang Bistro Jakarta pada Rabu (10/5).
PT Timah Industri memiliki tiga pabrik kimia dan satu pabrik tin solder yaitu Stannic Chloride (SnCl4) berkapasitas 3.000 ton, Dimethyltin Dichloride (DMT) berkapasitas 8.000 ton dan Methyl Tin Stabilizer (MTS) berkapasitas 10.000 ton dan pabrik tin solder Bankaesa berkapasitas 2.000 ton.
Tin solder digunakan pada industri elektronik dan otomotif, sedangkan tin chemical digunakan pada industri Polyvinyl chloride (PVC) sebagai bahan aditif tin stabilizer untuk pembuatan pipa konstruksi, profile hingga plastik PVC transparan.
Besaran capex tersebut juga ditujukan untuk melancarkan produksi bijih timah tahunan perusahaan dengan target mencapai 27.000 ton atau naik 30% dari target tahun lalu. "Capex ini bagian dari efisiensi sehingga kami sangat ketat, holding MIND ID sangat ketat untuk anggaran capex," ujar Abdullah.
PT Timah mencatatkan pendapatan Rp 2,17 triliun sepanjang kuartal I 2023, angka ini merosot 50,58% dari Rp 4,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan juga melaporkan penjualan ekspor senilai Rp 1,89 triliun, sedangkan penjualan domestik Rp 275,43 miliar. Pelanggan dengan transaksi di atas 10% ialah Mind ID Trading Limited sebesar Rp 890,41 miliar.
Turunnya pendapatan PT Timah berimbas pada laba bruto perusahaan yang juga terkoreksi menjadi Rp 263,38 miliar dari sebelumnya Rp 1,1 triliun. Laba bersih PT Timah senilai Rp 50,27 miliar per Maret 2023, lebih rendah 91,64% dari perolehan per Maret 2022 sebesar Rp 601,46 miliar.
Sementara itu, realisasi produksi bijih timah mencapai 4.139 ton sepanjang kuartal pertama 2023 atau turun 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4.508 ton.
Adapun produksi logam sepanjang Januari-Maret 2023 berada di angka 3.970 ton. Jumlah itu turun 18% dibandingkan posisi periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 4.820 ton. Penjualan logam timah juga dilaporkan mengalami penurunan signifikan hingga 26% menjadi 4.246 ton dibandingkan posisi sebelumnya 5.703 ton.