Laba Indo Tambangraya Turun 14% Jadi Rp 2,7 Triliun di Kuartal I
PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencatatkan laba bersih US$ 183 juta, setara Rp 2,7 triliun dengan kurs Rp 14.848 per dolar AS pada kuartal pertama 2023. Laba emiten dengan kode ITMG itu turun 14% dari periode yang sama tahun lalu US$ 213 juta.
Perusahaan membukukan penjualan bersih sebesar US$ 686 juta pada tiga bulan pertama di 2023. Raihan tersebut 7% lebih tinggi daripada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan marjin laba kotor dibukukan 39% pada triwulan pertama tahun ini.
Naiknya penjualan bersih disokong oleh perolehan rata-rata harga jual batu bara sebesar US$ 151 per ton. Perusahaan juga mencatat perolehan EBITDA sebesar US$ 239 juta.
Indo Tambangraya memproduksi batu bara sesuai target 3,8 juta ton di tengah curah hujan yang tinggi pada awal tahun. Sementara itu, total volume penjualan tercapai sebanyak 4,5 juta ton. Di mana dipasarkan ke Tiongkok sebanyak 1,4 juta ton dan Indonesia 1,0 juta ton. Lalu ke Jepang 0,6 juta ton, Filipina 0,4 juta ton, Bangladesh 0,4 juta ton, serta negara-negara lain di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Eropa.
Pada 2023, perusahaan menargetkan total volume produksi antara 16,6 hingga 17 juta ton dengan total volume penjualan sebesar 21,5 hingga 22,2 juta ton. Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 37% harga jualnya telah ditetapkan, 41% mengacu pada indeks harga batu bara sedangkan sisanya sebanyak 22% belum terjual.
Lalu total aset perusahaan tercatat sebesar US$ 2,8 miliar dengan total ekuitas sebesar US$ 1,7 miliar. Perusahaan juga memiliki posisi kas dan setara kas yang solid sebesar US$ 1,5 miliar. Adapun laba bersih per saham dibukukan sebesar US$ 0,16 per saham.
Direktur Utama ITMG Mulianto mengatakan, pembangunan PLTS PV Bunyut berkapasitas 2 MWp telah tuntas, sehingga telah aktif memasok energi bagi kebutuhan operasional pelabuhan di Gugus Melak pada kuartal pertama 2023.
"ITMG telah menyerahkan 3.645 hektar daerah aliran sungai yang telah direhabilitasi kepada pemerintah, sehingga sampai akhir Maret 2023, total kewajiban yang telah dipenuhi yaitu seluas 23.701 hektare," katanya dalam keterangan resminya, Rabu (17/5).
Mulianto menyampaikan, perseroan memusatkan perhatian pada ketahanan finansial dengan menanggapi secara gesit perubahan ekonomi dan pasar guna mengoptimalkan profitabilitas. Serta melakukan peningkatan pertambangan melalui ekspansi dan diversifikasi yang adaptif.
Menurutnya, perusahaan dapat meningkatkan pendapatan dari bisnis pertambangan dengan meningkatkan cadangan potensial melalui eksplorasi dan pembaharuan asumsi ekonomi. Selain itu bisa juga menjajaki penambangan bawah tanah dan proyek gasifikasi batubara bawah tanah guna membuka potensi sumber daya yang ada.
"Terakhir, menjadikan ESG atau lingkungan, sosial, dan tata kelola sebagai fokus," katanya.
Dia mengatakan perusahaan berkomitmen untuk beroperasi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, menerapkan prakarsa dekarbonisasi dan mengkaji peluang bisnis baru yang ramah lingkungan.