Anindya Bakrie Ungkap Alasan Harga IPO VKTR Ditetapkan di Batas Bawah

Nadya Zahira
13 Juni 2023, 20:03
Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Anindya Bakrie, usai acara selebrasi Pencapaian 2 Juta Kilometer Bus Listrik Transjakarta, di Jakarta, Selasa (13/6).
Nadya Zahira/Katadata
Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Anindya Bakrie, usai acara selebrasi Pencapaian 2 Juta Kilometer Bus Listrik Transjakarta, di Jakarta, Selasa (13/6).

Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, Anindya Novyan Bakrie, mengungkap alasan menetapkan harga penawaran umum perdana atau initial public offering Rp 100 per saham. Angka tersebut merupakan batas bawah dari harga yang ditetapkan saat masa IPO yaitu di rentang Rp 100-130 per saham.

Anindya mengatakan, VKTR memilih memasang harga batas bawah saat IPO agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas. 

"Karena jumlah IPO ini masih awal, masih panjang perjalanannya. Jadi kita ingin masyarakat luas menikmati," ujar Anin kepada awak media di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (13/6).

Menurut Anindya, VKTR memproduksi bus listrik yang digunakan untuk semua kalangan, bukan hanya kelas atas. Oleh sebab itu, perusahaannya ingin memberikan kesempatan untuk seluruh investor agar bisa ikut berinvestasi.

Calon emiten perakit kendaraan listrik itu melepas sebanyak-banyaknya 8,7 miliar saham. Dengan demikian, VKTR berpotensi meraup dana segar Rp 875 miliar setelah IPO.

Anindya optimistis jika langkah IPO tersebut mendapatkan respons positif dari investor. Apalagi tidak banyak perusahaan kendaraan listrik yang melantai di Bursa Efek Indonesia atau BEI.

"So far so good, saya tidak heran jika subscribenya berkali-kali lipat," ujarnya.

Tunggu Insentif Bus Listrik

Anindya optimistis kinerja keuangan VKTR akan lebih baik dari tahun sebelumnya setelah melantai di BEI. VKTR juga berencana untuk menggenjot produksi bus listrik tahun depan.

"Saya belum berani ngomong angkanya karena masih proses IPO. Nanti saya umumkan saat IPO," ujarnya.

Dia berharap pemerintah segera megucurkan insentif kepemilikan bus listrik. Sebagai informasi, pemerintah telah mengucurkan insentif untuk mobil listrik dan motor listrik.

Anindya mengatakan, saat ini pemerintah telah mengucurkan subdisi bea masuk dan subsidi tarif bus listrik. Namun dia masih berharap akan ada subsidi kepemilikan bus listrik karena produknya digunakan untuk transportasi massal.

Perseroan adalah salah satu pionir dalam bidang elektrifikasi transportasi di Indonesia. VKTR memulai perjalanannya dalam menjual bus listrik pada 2018.  Perseroan merilis produk bus listrik BYD di IMF atau World Bank Conference sebagai langkah permulaan mengenalkan bus listrik di Indonesia.

Pemegang saham VKTR sebelum IPO ialah PT Bakrie & Brothers Tbk 56,9%, PT Bakrie Metal Industries 27,56%, dan PT Kuantum Akselerasi Indonesia 15,50. Sementara komisaris utama dijabat oleh Anindya Novyan Bakrie dan Dino Patti Djalal sebagai komisaris independen.

VKTR mencatat penjualan sebesar Rp 1,1 triliun di akhir 2022, meningkat 57,7% dibandingkan akhir 2021. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya penjualan 30 unit bus listrik.

Selain itu, peningkatan penjualan perusahaan disebabkan kenaikan permintaan dari pelanggan otomotif pasca pemulihan pandemi Covid 19.

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan entitas anak usahanya membukukan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp266,1 miliar pada 2022.

Angka tersebut naik sekitar 318% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), tapi masih jauh lebih rendah dibanding capaian mereka sebelum pandemi, di mana laba bersih BNBR mampu menyentuh Rp852,9 miliar pada 2019.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...