Musim Bagi-bagi Dividen, Cermati Hal Ini Agar Tidak Kena Dividen Trap
Pembagian dividen saham diprediksi akan kembali tinggi di tahun ini. Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo mengatakan, 2023 akan menjadi tahun yang menarik bagi investor yang mengincar dividen saham.
Namun, investor perlu mencermati sejumlah hal agar tidak kena jebakan harga saham yang justru mengalami penurunan setelah periode cum date, atau batas hari terakhir bagi pelaku pasar membeli dan berhak mendapat dividen saham emiten tertentu.
Sekadar gambaran, pada tahun lalu, total dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tercatat mencapai Rp 226 triliun atau melonjak 57,9% secara tahunan dari Rp 143,1 triliun pada tahun sebelumnya.
Adapun imbal hasil dividen Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2022 tercatat sebesar 2,5%, naik dari 1,9% pada 2021. Secara keseluruhan, ini sesuai dengan proyeksi, di mana 26 dari 28 saham mencapai ekspektasinya dengan rata-rata imbal hasil sebesar 10,5%.
Investor tetap harus memperhatikan perusahaan-perusahaan yang membagikan dividen tersebut. Karena, tak jarang pembagian dividen menjadi perangkap atau yang biasa disebut dividen trap.
Dividen trap adalah kondisi di mana imbal hasil dividen atau dividen yield dibuat tinggi sehingga saham menjadi menarik. Namun, pada dasarnya harga saham sedang mengalami tren penurunan tajam (strong downtrend). Alhasil, investor terjebak membeli di harga tinggi dan ketika harganya terus turun pasca cum date malah menjadi rugi.
Pengamat pasar modal, William Hartanto mengatakan untuk menghindari dividen trap, para investor harus memperhatikan dan membandingkan dividen yield perusahaan dengan tahun sebelumnya. Pastikan bahwa angka antara yield tidak terlalu jauh.
Dividen yield adalah tingkat pengembalian dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham. Biasanya, dividend yield dinyatakan dalam persentase. Dividen yield, menunjukkan berapa banyak perusahaan telah membayar dividen selama setahun terhadap harga sahamnya.
“Dividen trap biasanya terjadi karena perbedaan yield yang terlalu jauh. Jadi kalau misalnya ketemu yang dividen yield-nya terlalu jauh bedanya, saham tersebut bisa dihindari dan tidak perlu fokus pada dividen,” ujar William pada Katadata.co.id, Kamis (6/7).
Selain itu, konsistensi emiten dalam membagikan dividen dapat menjadi indikator yang perlu diperhatikan. Perusahaan yang secara rutin membagikan dividen dengan perbandingan yield yang tidak terlalu jauh biasanya tidak akan dividen trap.
Perusahaan dengan pertumbuhan imbal hasil yang stabil biasanya akan memiliki jadwal rutin pembagian dividen. Potensi pembagiannya juga jauh lebih jelas.
“Kalau rutin bagi dividen cenderung lebih aman dari dividen trap, tapi yield nya tetap perlu diperhatikan,” ujar William.