Bayar Hutang, Ingria Pratama Bidik Dana IPO Rp 353,9 Miliar
PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Calon emiten yang bergerak di bidang real estate ini akan melepas 2,94 miliar lembar saham baru dengan nominal Rp 20.
Dalam laman e-IPO, Kamis (20/7) jumlah yang ditawarkan setara dengan 37,81% dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham.
Calon emiten dengan kode saham GRIA itu menawarkan harga saham di kisaran Rp 115-120 per lembar. Sehingga jumlah seluruh dana yang bisa diraih dari IPO maksimal Rp 353,9 miliar.
Seluruh dana IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan sekitar Rp 151,92 miliar untuk pembayaran utang kepada pihak ketiga sehubungan pembelian lahan yang dikembangkan oleh perseroan. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Masa penawaran awal atau bookbuilding berlangsung pada 20-24 Juli 2023, perkiraan tanggal efektif 31 Juli, dan perkiraan masa penawaran umum pada 2-4 Agustus. Kemudian perkiraan tanggal pencatatan saham di BEI pada 8 Agustus 2023. Erdhika Elit Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Bersamaan dengan IPO, Ingria Pratama Capitalindo akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 800 juta saham biasa atas nama dalam rangka pelaksanaan pinjaman alias utang wajib konversi (PWK) perseroan kepada Khufran Hakim Noor (KHN) yang merupakan pemegang saham pengendali perseroan dengan harga pelaksanaan konversi yang sama dengan harga penawaran.
PWK KHN diterbitkan dengan nilai pokok nominal sebesar Rp 96,08 miliar yang merupakan nilai keseluruhan pinjaman perseroan kepada KHN pada saat prospektus ini diterbitkan. Dengan dilaksanakannya PWK KHN dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO, persentase kepemilikan masyarakat akan menjadi sebesar 34,29%.
Pada saat pendirian tahun 2013, perseroan ini bergerak dalam bidang usaha jasa konstruksi dan perdagangan. Namun pada tahun 2022, perseroan menyesuaikan kegiatan usahanya menjadi real estate yang dimiliki sendiri atau disewa. Kemudian di tahun yang sama perseroan melakukan penggabungan usaha dengan PT Esma Sukses Makmur (ESM) dan PT Balikpapan Skylink Property (BSP).
ESM memiliki kegiatan usaha pembangunan antara lain menyelenggarakan usaha real estate, BSP memiliki kegiatan usaha real estate.
GRIA merupakan perusahaan penerima penggabungan, serta ESM dan BSP merupakan perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri ke dalam perseroan. Penggabungan usaha tersebut berlaku efektif pada tanggal 31 Desember 2022.
Pemegang saham GRIA sebelum IPO adalah Khufran Hakim Noor 48,94%, Arvan Rivaldy R Siregar 36,22%, Anwal Arif Pamungkas 6,17%, Rustiana Irwati 6,07%, Moch Dody Supriyadi 1,30%, dan Irwansyah Hakim Noor 1,30%.
Setelah IPO, perseroan berancana untuk membayarkan dividen tunai kepada para pemegang saham sebesr 30% dari laba bersih tahun berjalan perseroan. Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi di masa yang akan datang.
Melansir laporan keuangannya, GRIA membukukan pendapatan sebesar Rp 28,8 miliar sepanjang 2022 atau turun 6,80% dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 30,9 miliar. Sedangkan laba tahun berjalan perseroan dicatatkan Rp 1,73 miliar sepanjang tahun 2022 atau turun 59,39% dari periode 2021 yakni Rp 4,26 miliar.