Harga Saham Gajah Tunggal Kembali Ambruk di Tengah Kenaikan Laba
Saham PT Gajah Tunggal Tbk kembali masuk jajaran top losers pada perdagangan sesi I, Rabu (2/8). Pada penutupan sesi I, saham yang dikoleksi Lo Kheng Hong tersebut terpantau ambles 5,43% menjadi Rp 870 per saham.
Top loser adalah saham dengan penurunan harga paling tinggi diantara seluruh saham di pasar modal dibandingkan harga pembukaannya pada satu hari bursa.
Sebelumnya pada perdagangan Selasa (1/8) emiten produsen ban dengan kode saham GJTL tersebut juga turun tajam hingga menyentuh auto reject bawah atau ARB 14,81% ke Rp 920 per saham.
Sementara dalam sepekan saham GJTL sudah anjlok 19,82%. Namun secara year to date masih positif 53,98%.
Padahal kinerja keuangan Gajah Tunggal per 30 Juni 2023 jauh membaik dari sisi laba bersih. Perseroan mampu meraup laba bersih Rp 359,09 miliar atau terbang 462% dari periode yang sama tahun lalu yang merugi Rp 63,88 miliar. Dengan hasil itu, laba per saham dasar naik menjadi Rp 103,1 dibanding sebelumnya yang minus Rp 18,3.
Lonjakan laba itu di tengah menurunnya penjualan bersih 2,05% menjadi Rp 8,11 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,28 triliun. Adapun beban penjualan Rp 507,27 miliar, naik dari Rp 436,09 miliar. Beban umum dan administrasi Rp 342,73 miliar juga membengkak dari Rp 310,75 miliar. Beban keuangan Rp 351,85 miliar ikut terkerek dari Rp 303,71 miliar.
Sementara ada keuntungan kurs Rp 130,63 miliar, terbang dari tekor Rp 90,7 miliar.
Adapun jumlah ekuitas terakumulasi Rp 7,47 triliun, naik dari periode akhir tahun sebelumnya senilai Rp 7,22 triliun. Total liabilitas terkumpul sebesar Rp 11,32 triliun, mengalami penyusutan dari posisi akhir tahun lalu Rp 11,79 triliun. Kemudian jumlah aset mengalami koreksi menjadi Rp 18,8 triliun dari akhir tahun lalu Rp 19,01 triliun.
Nama Lo Kheng Hong tercatat sudah menghilang dari daftar pemegang saham GJTL dengan porsi di atas 5%. Berdasarkan laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terkait kepemilikan investor di atas 5% pada semua emiten per 11 Juli 2023, nama Lo Kheng Hong sudah tidak tercantum lagi. Di situ hanya tercantum satu nama investor di atas 5% yakni Compagnie Financiere Michelin sebagai pemegang 10% saham GJTL.
Sebelumnya kepemilikan Lo Kheng Hong per 10 Juli 2023 tinggal 175,12 juta saham atau setara 5,03%. Jumlah tersebut berkurang hampir 5 juta tepatnya 4,88 juta saham atau 0,14%. Sebelumnya pada 7 Juli 2023, Lo Kheng Hong tercatat masih memiliki sebanyak 180 juta saham atau 5,17%.