Laba Amman Mineral Anjlok 79% jadi Rp 1,83 Triliun di Semester Pertama
Perusahaan pertambangan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), membukukan penurunan laba bersih 79% pada semester pertama menjadi US$ 118,8 juta atau sekitar Rp 1,83 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya US$ 580,52 juta.
Penurunan laba itu menyebabkan nilai laba per saham dasar Amman Mineral merosot menjadi US$ 0,0018 dibanding tahun sebelumnya US$ 0,0085 per saham.
Pada enam bulan pertama tahun ini, perusahaan membukukan penurunan penjualan bersih sebesar 58% menjadi US$ 581 juta dibanding periode sama tahun sebelumnya US$ 1,38 miliar. Rinciannya, penjualan itu dikontribusi dari penjualan tembaga bersih US$ 341,40 juta, turun dari tahun lalu US$ 789,46 juta. Sedangkan, penjualan emas bersih juga turun menjadi US$ 239,12 juta dari tahun sebelumnya US$ 597,32 juta.
Direktur Keuangan Amman Mineral Internasional, Arief Sidarto menyatakan penurunan pendapatan disebabkan terjadinya penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan pada periode tersebut karena berakhirnya izin ekspor AMNT pada Maret 2023. Konsentrat tersebut disimpan di gudang penyimpanan hingga izin ekspor baru diberikan pada Juli 2023.
"Tak lama setelah kami menerima izin tersebut, kami berhasil menjual persediaan empat bulan dalam waktu enam minggu," ujar Arief, dalam keterangan resminya, Jumat (29/9).
Pada semester pertama 2023, penjualan tembaga AMMAN mencapai 76 juta pon dengan harga jual rata-rata US$4,48 per pon dan penjualan emas sebesar 119 kilo ons dengan harga jual rata-rata US$2,004 per ons. Adapun, harga jual rata-rata tembaga meningkat dari US$4,23 per pon menjadi US$4,48 per pon, sedangkan untuk emas meningkat dari US$1,852 per ons menjadi US$2,004 per ons.
AMMAN melaporkan EBITDA sebesar US$336 juta pada semester pertama 2023, turun 61% dari US$871 juta pada enam bulan pertama 2022. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan karena tertundanya pemberian izin ekspor serta peningkatan biaya pemrosesan bijih stockpiles dengan kadar lebih rendah.
Sedangkan, margin EBITDA turun menjadi 58% dari 63% pada periode yang sama tahun lalu. Hasil tersebut sesuai dengan perkiraan sebelumnya yang juga sudah dikomunikasikan pada waktu proses IPO.
Pada Jumat ini, harga saham AMMN ditutup naik 4,87% ke level Rp 5.925 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 426,01 triliun.