Rencana IPO J&T di Hong Kong Berlanjut, Bidik Dana US$ 500 Juta

Hari Widowati
12 Oktober 2023, 15:56
Startup logistik J&T Express melanjutkan rencana IPO di Bursa Hong Kong pada tahun ini. Valuasi perusahaan diperkirakan mencapai US$ 13 miliar.
jet.co.id
Startup logistik J&T Express melanjutkan rencana IPO di Bursa Hong Kong pada tahun ini. Valuasi perusahaan diperkirakan mencapai US$ 13 miliar.

Startup logistik J&T Global Express dikabarkan akan mencatatkan saham di Bursa Hong Kong pada Senin (17/10) mendatang. Perusahaan akan membidik dana US$ 500 juta atau sekitar Rp 8 triliun dari initial public offering (IPO) tersebut.

Reuters mengutip tiga sumber anonim yang mengetahui mengenai rencana IPO J&T Global Express. Dalam IPO tersebut, J&T memiliki valuasi US$ 13 miliar atau sekitar Rp 204,1 triliun (kurs Rp 15.700 per USD). Nilai valuasi perusahaan dalam IPO kali ini lebih rendah dibandingkan dengan valuasi J&T pasca-putaran pendanaan 2021 yang mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun.

J&T Global Express didirikan pada 2015 oleh Jet Lee (Jet Ji Lie) dan Tony Chen, dua orang eksekutif yang sebelumnya bekerja di perusahaan produsen telepon seluler merek Oppo di Indonesia. Pada 2021, J&T meraih investasi US$ 2,5 miliar dari Boyu Capital, Hillhouse Capital Group, Sequoia Capital China, dan Tencent Holdings sehingga valuasinya mencapai US$ 20 miliar.

Menurut Bloomberg, J&T memilih IPO di Hong Kong karena regulator pasar modal di Cina sedang memperketat pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang beroperasi di luar negeri. Selain itu, Hong Kong dinilai lebih cocok karena sebagian investor perusahaan berasal dari Cina. Dana hasil IPO ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi J&T Express di Cina dan Amerika Latin.

J&T Express telah membangun jaringan logistik yang masif di Asia Tenggara, Cina, bahkan ke Timur Tengah. Berdasarkan prospektus perusahaan, J&T Express menyebut perusahaan menguasai 22,5% pangsa pasar di Asia Tenggara dan 10,9% di pasar Cina.

Kepemilikan Saham di Indonesia Berpotensi Melanggar Regulasi

Namun, rencana IPO perusahaan juga menghadapi tantangan regulasi. Dalam prospektus disebutkan bahwa kepemilikan saham J&T di Indonesia menghadapi risiko pelanggaran regulasi pemerintah yang membatasi kepemilikan investor asing di perusahaan kurir maksimal hingga 49%. Nama resmi perusahaan berbasis di Kepulauan Cayman (Cayman Islands) adalah J&T Global Express, sedangkan unitnya di Indonesia adalah PT Global Jet Express.

Pengacara perusahaan independen dari AYMP Ibrahim Senen, sebuah firma yang berbasis di Jakarta, mengatakan bahwa batasan 49% ini dimaksudkan untuk mencegah perusahaan asing raksasa masuk ke Indonesia dan menghancurkan perusahaan lokal yang lebih kecil. “Jika pelanggaran ini tidak diperbaiki, proses IPO di Hong Kong mungkin akan terpengaruh, atau bahkan dibatalkan,” kata pengacara tersebut seperti dikutip dari Strait Times, Selasa (19/9).

Di dalam prospektus, terlihat secara struktur di atas PT Global Jet Express terdapat kepemilikan tidak langsung dari perusahaan induk (holding company) Winner Star Holding Ltd HK. Kemudian, di atas Winner Star terdapat Onwing Global Limited (BVI) dan di atasnya lagi ada J&T Global Express Limited yang tercatat sebagai perusahaan di Cayman Islands. Pemegang saham pengendali J&T Global Express Ltd adalah Jet Jie Li (Jet Lee) melalui Jumping Summit Ltd dengan kepemilikan 11,54%.

Katadata.co.id telah menghubungi J&T Express terkait kabar kepemilikan saham perusahaan yang diduga melanggar ketentuan di Indonesia. "Terima kasih atas pertanyaannya. Saya akan koordinasikan terlebih dahulu dengan kantor pusat J&T Global mengenai hal ini," ujar Corporate Communications J&T Express Indonesia Diego Prayoga melalui pesan singkat kepada Katadata.co.id, Selasa (19/9).

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...