Suku Bunga Acuan Naik, BRI Sebut Likuiditas dalam Kondisi Aman
Tren kenaikan suku bunga global menimbulkan kekhawatiran terhadap susutnya likuiditas di pasar keuangan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengatakan saat ini likuiditas perusahaan dalam kondisi aman dari sisi pertumbuhan pendanaan maupun dari sisi rasio penyaluran kredit dibandingkan industri.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, hingga saat ini tidak ada isu likuiditas di perusahaan. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan hingga kuartal ketiga tahun ini mencapai 6,24% sementara BRI mampu mencatat pertumbuhan lebih tinggi yakni 13,21%. Di sisi lain, rasio penyaluran kredit terhadap DPK atau loan to deposit ratio (LDR) BRI masih berada di level 87,76%.
"Angka ini sedikit di bawah LDR industri. Artinya, likuiditas BRI secara umum baik dari sisi pertumbuhan pedanaannya maupun dari sisi rasio kredit terhadap dananya itu memang lebih baik dibandingkan industri," kata Sunarso, Rabu (25/10).
Sunarso menyebutkan saat ini LDR di industri perbankan mencapai 88,51%. Dengan posisi LDR BRI yang sebesar 87,76% berarti likuiditas BRI sedikit lebih longgar dibandingkan likuiditas rata-rata industri. "Saya kira ini yang paling penting. Namun, kami tetap harus waspada," ujarnya.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, BBRI mencatatkan laba bersih Rp 44,21 triliun atau tumbuh 12,47% secara tahunan (year on year/yoy). Sunarso mengungkapkan bahwa kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, begitu pula dengan penghimpunan DPK, khususnya dana murah seperti giro dan tabungan.
Selain itu, BBRI menyatakan kualitas kredit terjaga, serta proporsi pendapatan berbasis bunga (fee-based income) juga terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan bank.
“Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir September 2023 BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 12,53% yoy menjadi Rp1.250,72 triliun," kata Sunarso.
Selain itu, seluruh segmen kredit BRI tercatat tumbuh positif. Penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM ) juga tercatat tumbuh 11,01% dari Rp 935,86 triliun pada kuartal III 2022 menjadi Rp 1.038,90 triliun di akhir kuartal III 2023. Alhasil, porsi kredit UMKM BRI terhadap total kredit mencapai 83,06%.
Kredit yang tumbuh dua digit tersebut berdampak positif terhadap pendapatan bunga perseroan, di mana hingga akhir September 2023 tercatat pendapatan bunga BRI telah mencapai Rp138,63 triliun atau tumbuh 13,91% yoy.