Harga Batu Bara Turun, Laba PTBA Anjlok 62% jadi Rp 3,9 Triliun di Q3

Syahrizal Sidik
31 Oktober 2023, 08:33
Harga Batu Bara Turun, Laba PTBA Anjalok 62% jadi Rp 3,9 Triliun di Q3
www.ptba.co.id
PT Bukit Asam Tbk membukukan penurunan laba bersih yang signifikan hingga kuartal ketiga tahun ini imbas penurunan harga batu bara.

Emiten pertambangan batu bara BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), membukukan penurunan laba yang signifikan sebesar 62% pada periode sembilan bulan pertama tahun ini menjadi Rp 3,90 triliun.

Dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya, Bukit Asam mampu meraup laba bersih Rp 10 triliun. Alhasil, perolehan laba per saham dasarnya tergerus menjadi Rp 329 per saham dibanding periode sama tahun lalu Rp 871 per saham.

Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp 27,7 triliun, mengalami penurunan 10,72% menjadi Rp 27,73 triliun dibanding tahun lalu Rp 31,07 triliun.

Secara rinci, pendapatan itu bersumber dari pendapatan dari penjualan batu bara kepada pihak berelasi Rp 13,36 triliun, turun dari periode sembilan bulan pertama tahun lalu Rp 15,28 triliun. Sedangkan, pendapatan batu bara dari pihak ketiga juga turun dari sebelumnya Rp 15,38 triliun menjadi Rp 13,96 triliun. Sedangkan, pendapatan dari aktivitas lainnya sebesar Rp 401,90 miliar.

Total produksi batu bara PTBA hingga triwulan III 2023 mencapai 31,9 juta ton, tumbuh 15,2% dibanding periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 27,7 juta ton.

Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 14,9% menjadi 27,0 juta ton. Hingga triwulan III 2023, perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 51%.

Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, mengatakan berbagai hal yang menjadi tantangan bagi perseroan di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.

"Rata-rata harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 33% dari USD 128,5 per ton pada Januari-September 2022 menjadi USD 86,3 per ton pada Januari-September 2023," kata dia, dalam keterangan tertulis, Selasa (31/10).

Di sisi lain, Harga Pokok Penjualan mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.

Karena itu, kata dia, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja.

"PTBA juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," ungkapnya.

Selain itu, perseroan berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...