Bidik Korporasi Besar, BNI Optimistis Kredit Tumbuh Hingga 9%

Patricia Yashinta Desy Abigail
31 Oktober 2023, 20:13
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (kiri) bersama Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati (tengah), Direktur Wholesale dan International Banking Silvano Winston Rumantir (kedua kiri), Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini (kedua kanan), dan Direktu
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (kiri) bersama Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati (tengah), Direktur Wholesale dan International Banking Silvano Winston Rumantir (kedua kiri), Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini (kedua kanan), dan Direktur Risk Management BNI David Pirzada (kanan) berswa foto sebelum menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait kinerja perusahaan pada kuartal III 2023 di Jakarta, Selasa (31/10/2023). BNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp15,75 triliun hingga kuartal III

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 7% hingga 9% pada akhir tahun 2023. Perusahaan menyiapkan beberapa strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit, salah satunya fokus menyasar segmen korporasi blue chip atau perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, perusahaan terus mengoptimalkan produk melalui rantai nilai dan fokus pada ekspansi untuk sektor-sektor yang prospektif. Ia menyebut BNI akan terus fokus pada beberapa sektor ekonomi yang prospektif dan tangguh, di mana dapat meningkatkan pertumbuhan kredit, misalnya sektor manufaktur maupun hilirisasi sumber daya alam. Selain itu, BNI juga menjadikan pembiayaan hijau sebagai prioritas perusahaan. 

"Kami memiliki pipeline yang kuat di segmen wholesale pada akhir tahun, khususnya untuk perusahaan-perusahaan bluechip yang prospektif di antaranya manufaktur dan sumber daya alam," kata Novita, dalam konferensi pers, Selasa (31/10).

Pertumbuhan kredit BNI periode Januari-September 2023 tumbuh sebesar 7,8% year-on-year (yoy) menjadi Rp 671,4 triliun. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN), kredit konsumer, dan perusahaan anak. 

Selain itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BNI per September telah berada di level 2,3%, membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0%. Rasio loan at risk (LAR) BBNI di level 14,4%, turun signifikan dibandingkan dengan posisi 19,3% pada September tahun 2022.

Kualitas aset yang terus membaik ini membuat perseroan dapat mengurangi pembentukan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Hal ini membuat biaya kredit membaik dari 2,0% pada September 2022 menjadi 1,4% pada September tahun ini.

BNI juga mengambil langkah prudent dengan membangun likuiditas yang kuat. Hingga September 2023, Dana Pihak Ketiga (DPK) bank tercatat tumbuh 9,1% secara tahunan mencapai Rp 747,6 triliun.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...