Pendapatan Turun, Barito Pacific Justru Raup Kenaikan Laba 217%
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mencatatkan laba berssih periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 35,84 juta setara Rp 568,71 miliar hingga September 2023 dengan asumsi kurs Rp 15.865 per dolar AS. Laba BRPT naik 217,31% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 11,29 juta per September 2022.
Sedangkan pendapatan Barito Pacific mengalami penurunan 11,13% menjadi US$ 2,11 miliar, setara Rp 33,51 triliun per kuartal tiga 2023. Dibandingkan sebelumnya, pendapatan BRPT tercatat US$ 2,37 miliar.
Menelisik laporan keuangan Barito Pacific, pendapatan perusahaan dikontribusi dari segmen ekspor petrokimia senilai US$ 492,98 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yaitu US$ 361,52 juta.
Lalu dari sisi pendapatan lokal, Barito Pacific meraih US$ 1,61 miliar, turun dibandingkan periode sebelumnya yakni US$ 2,37 miliar. Sisi pendapatan lokal ditopang dari pendapatan petrokimia senilai US$ 1,16 miliar dari sebelum US$ 1,58 miliar.
Barito Pacific mencatatkan beberapa beban pada laporan kinerjanya per kuartal tiga 2023. BRPT mencatat berkurangnya beban pokok pendapatan dan beban langsung 17,34% menjadi US$ 1,69 miliar per September 2023. Sebelumnya beban pendapatan dan beban langsung US$ 2,04 miliar.
Lalu beban penjualan BRPT mengalami peningkatan 13,11% mejadi US$ 54,5 juta per September 2023, dari sebelumnya US$ 48,09 juta. Lalu beban umum dan administrasi juga mengalami kenaikan 19,63% menjadi US$ 99,65 juta dari sebelumnya US$ 83,29 juta.
Selain itu, beban keuangan Barito Pacific tercatat US$ 223,9 juta per September 2023, membengkak 53,67% dari sebelumnya US$ 145,7 juta.
Jumlah aset Barito Pacific hingga 30 September 2023 yaitu US$ 9,47 miliar atau Rp 150,29 triliun. Aset BRPT meningkat 2,43% dari Desember 2022 yakni US$ 9,24 miliar.
Lalu liabilitas BRPT yaitu US$ 5,68 miliar, atau Rp 90,18 triliun hingga 30 September 2023. Liabilitasnya naik 2,86% dari Desember 2022 yakni US$ 5,52 miliar. Sementara ekuitas perusahaan tercatat naik 1,79% menjadi US$ 3,78 miliar, atau Rp 60,1 triliun dari sebelumnya US$ 3,72 miliar.