Pasar Obligasi Diperkirakan Meningkat di 2024, Ini Sebabnya
Chief Investment Officer PT Sinarmas Asset Management Genta Wira Anjalu mengatakan, situasi di pasar obligasi akan menguat pada 2024 mendatang. Meskipun dalam waktu dekat, volatilitas diperkirakan masih akan berlanjut seiring dengan kondisi pasar global.
Namun pada 2024, Genta berharap pasar obligasi akan membaik seiring dengan rencana bank sentral untuk menurunkan suku bunga. Dalam skenario dasar, tingkat bunga untuk obligasi pemerintah dengan jangka waktu 10 tahun (SUN 10 tahun) diperkirakan akan mencapai 6,97%, tetapi dalam skenario optimis bisa turun hingga 6,32%.
“Saat ini kami menyukai obligasi korporasi karena punya durasi yang lebih pendek. Sehingga memiliki pergerakan harga yang lebih stabil di tengah volatilitas pasar global,” kata Genta dalam acara Seminar Road to 2024: Market Outlook bertajuk "Menakar Peluang Pasar Saham di Tahun Pemilu, Kamis (2/11).
Hal itu disebabkan emiten-emiten obligasi di Indonesia mayoritas masih memiliki fundamental kredit yang baik. Tak hanya itu, Genta menyebut ekonomi dalam negeri cenderung lebih stabil dibandingkan dengan ekonomi global.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat telah menyebabkan tekanan yang lebih tinggi pada arus keluar modal dari pasar-pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini telah menyebabkan pelemahan yang signifikan, terutama pada nilai tukar dan pasar obligasi. Volatilitas di sektor keuangan, termasuk saham, obligasi, dan nilai tukar juga mengalami peningkatan.
Akibat dari melemahnya pasar saham global, indeks pasar obligasi ICBI pada tanggal 27 Oktober 2023 turun sebanyak 1,38% dalam bulan ini. Meskipun demikian, jika dilihat dalam perspektif tahunan, indeks ini masih mencatatkan kenaikan sebesar 4,45% dan mencapai level 360,12. Adapun pada September 2023, mengalami penurunan sebesar 1,18% dalam bulan ini, namun naik sebanyak 5,91% sepanjang tahun.
Dalam pasar obligasi korporasi, investor non-residen mencatatkan aliran dana keluar sebesar Rp 842,83 miliar dalam bulan ini dan sepanjang tahun ini telah terjadi aliran keluar sebesar Rp 1,67 triliun.