Kerugian AirAsia Turun 40% Jadi Rp 875,4 Miliar per Kuartal III 2023
PT AirAsia Indonesia Tbk (CMMP) membukukan kerugian Rp 875,42 miliar per September 2023. Kerugian AirAsia menurun 40,99% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,48 triliun.
Pendapatan usaha AirAsia Indonesia hingga kuartal tiga 2023 tercatat Rp 4,93 triliun. Raihan pendapatan naik 96,73% dibandingkan periode September 2022 Rp 2,5 triliun.
Menelisik laporan keuangannya, pendapatan usaha AirAsia dikontribusi dari sisi penjualan kursi Rp 4,14 triliun. Penjualan kursi meningkat 89,96% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,18 triliun.
Selain itu, pemasukan perseroan didukung dari pendapatan lainnya Rp 727,86 miliar, naik 221,31% dari sebelumnya Rp 226,52 miliar. Dari kargo, AirAsia memperoleh Rp 33,46 miliar, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 41,42 miliar. Perusahaan juga mendapatkan pemasukan dari charter sebesar Rp 12,8 miliar per September 2023.
AirAsia turut membukukan jumlah pemakaian bahan bakar dengan total Rp 2,27 triliun. Jumlah pemakaian bahan bakar meningkat 84,53% per kuartal tiga 2023 dari sebelumnya Rp 1,23 triliun.
Rincian pemakaian bahan bakar berdasarkan pemasok yaitu PT Pertamina sebesar Rp 1,24 triliun. Selanjutnya Petronas Dagangan Berhad Rp 400,75 miliar dan Shell Malaysia Trading Rp 309,33 miliar. Kemudian ada dari Air BP Ltd senilai Rp 153,23 miliar dan Chevron Rp 36,56 miliar.
Perusahaan juga mencatatkan sejumlah beban per September 2023. Beban dan pendapatan usaha lainnya menurun 58,91% menjadi Rp 308,61 miliar dari sebelum Rp 751,14 miliar. Beban keuangan AirAsia Indonesia membengkak 47,8% dari sebelum Rp 177,6 miliar.
Total aset AirAsia per September 2023 yakni Rp 5,75 triliun, naik 7,42 dari Desember 2022 Rp 5,35 triliun per saham. Selanjutnya total liabilitas AirAsia Rp 13,44 triliun, meningkat 10,45% dari sebelum Rp 12,17 triliun.
Total defisiensi modal AirAsia sebesar Rp 7,68 triliun, naik 12,82% dari sebelum Rp 6,81 triliun.
Maskapai penerbangan berbiaya rendah (low-cost airline) AirAsia tercatat memiliki sejumlah pangsa pasar di kawasan Asia. Salah satunya yakni Indonesia.
Menurut laporan Statista, pangsa pasar AirAsia di Indonesia sebesar 4% pada 2020. Angka ini menempatkan Indonesia berada di urutan terbawah pangsa pasar maskapai asal Malaysia ini.