Bos Indosat Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Starlink
PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) membuka peluang kerja sama dengan penyedia internet berbasis satelit seperti OneWeb maupun Starlink milik Elon Musk. Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah mengatakan perusahaan sangat terbuka dalam menjalin kerja sama selama visi calon mitra sesuai dengan visi yang dimiliki Indosat dan pemerintah Indonesia.
“Jadi saya tidak mau ngomong apa itu OneWeb atau Starlink atau siapapun. Tapi, kita tahu Indonesia ini negara kepulauan yang barangkali butuh spot-spot tertentu untuk satelit,” ujar Buldansyah saat ditemui Katadata.co.id di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (9/11).
Untuk diketahui, OneWeb merupakan penyedia internet yang beroperasi di orbit rendah Bumi (LEO). Jaringan internet yang sama juga disediakan oleh Starlink, yang dimiliki SpaceX. Di Indonesia, OneWeb bekerja sama dengan PT Dwi Tunggal Putra.
Jika kerja sama tersebut dijalankan, ia memprediksi tidak akan timbul persaingan bisnis internet di Indonesia. Namun, Indosat juga masih melihat dan mengkaji potensi yang dimiliki Starlink atau OneWeb sebelum melanjutkan kerja sama tersebut.
“Yang pasti kami melihat apakah ada yang bisa kami kerjasamakan dengan Starlink. Kami juga melihat teknologi atau bisnis secara global yang bisa berkerja sama sesuai dengan visi Indosat maupun pemerintah Indonesia,” kata Buldansyah.
Luhut Berharap Indonesia Bisa Bekerja Sama dengan Starlink
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan berharap Indonesia mencapai kesepakatan kerja sama dengan Starlink, perusahaan internet milik Elon Musk. Hal ini merupakan komitmen Indonesia untuk memperluas akses internet berkecepatan tinggi dan konektivitas ke daerah-daerah terpencil.
"Makanya kita perlu (akses internet) sekarang dengan adanya Starlink, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur," kata Luhut dalam acara Edgeconnex Indonesia Inauguration & Official Opening Ceremony di Cikarang, Rabu (13/9). Ia menyatakan bahwa internet Starlink yang memiliki kecepatan tinggi diperlukan untuk bidang kesehatan dan pendidikan.
Luhut mengatakan bahwa negosiasi pemerintah dengan Starlink sudah selesai. Ia berharap Indonesia dan Starlink dapat menandatangani perjanjian kerja sama pada Oktober. Namun, hingga memasuki bulan November, rencana Elon Musk untuk berkunjung ke Indonesia belum juga terwujud.
"Kami melihat banyak sekali desa-desa yang tidak bisa dicapai oleh jaringan internet. Oleh karena itu, kami sepakat dengan Elon Musk agar Starlink masuk di Indonesia timur," kata Luhut melalui akun resmi media sosialnya, Selasa (15/8).
Luhut menyampaikan salah satu pertimbangan pemerintah menggandeng Starlink adalah karena biaya layanan Starlink yang relatif lebih rendah. Starlink bisa mengenakan biaya layanan yang murah karena menggunakan teknologi satelit orbit rendah. Ia mencatat Starlink milik Elon Musk ini memiliki sekitar 60 ribu satelit kecil yang berada di orbit rendah.
Dia menyebutkan, ada tiga cara supaya Starlink milik Elon Musk bisa beroperasi di Indonesia. Pertama, Starlink membuat perusahaan yang memiliki kantor di Indonesia, mempekerjakan pekerja lokal, dan memenuhi aturan lainnya. Kedua, Starlink harus bekerja sama dengan perusahaan atau operator telekomunikasik domestik. Ketiga, Starlink masuk dengan mengakuisisi perusahaan Indonesia.